KOMPAS.com - Kemarau panjang serta terjadinya kebakaran hutan dan lingkungan (karhutla) di wilayah Sumatera dan Kalimantan membuat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama dengan TNI, BNPB, dan BPPT terus berupaya dalam mitigasi.
Mitigasi tersebut antara lain dengan melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau yang lebih dikenal dengan nama Hujan Buatan.
Dilansir dari laman resmi BMKG, Jumat (20/9/2019), ada beberapa daerah di Riau yang telah dipantau oleh BMKG terkait potensi awan-awan berpeluang hujan.
Pada tanggal 18 September 2019 sekitar pukul 16.00 WIB, terpantau terjadi hujan selama 30 menit dengan intensitas sedang di daerah Kelurahan Batu Teritip, Dumai, Riau.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, A Fachri Radjab, SSi MSi, sebelumnya mengatakan bahwa telah mendeteksi adanya bibit awan di daerah Dumai, Rohil, dan Padang Sidempuan. Hujan terjadi setelah dilakukan penyemaian pada daerah bibit tersebut.
Selanjutnya pada tanggal 19 September 2019, dua wilayah di Riau turun hujan pada sore hari dengan intensitas deras di Kelurahan Teluk Blitung, Kecamatan Merbau, Kabupaten Meranti.
Selain itu, intensitas ringan di Kelurahan Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, dan malam hari sekitar pukul 23.00 WIB terjadi hujan dengan intensitas deras di daerah Pasir Pangaraian Rokan Hulu.
Mekanisme TMC (hujan buatan)
TMC dilakukan menggunakan Pesawat Hercules/CASA dengan membawa muatan garam (NaCL) yang akan ditaburkan di awan hujan target. Posisi pesawat tersebut akan selalu berada di antara arah angin dan awan hujan target.
Selama berlangsung, BMKG akan memantau dan menginformasikan keberadaan awan target dan arah atau kekuatan angin ke pilot pesawat melalui radar cuaca yang dimiliki BMKG.
Nah, hujan buatan tersebut sebisa mungkin diturunkan sebelum awan tiba di daerah yang ditargetkan, lalu intensitas hujan pada daerah target akan terkurangi.
Upaya lebih lanjut oleh BMKG dan tim, hingga saat ini telah disiapkan tiga posko TMC di Pekanbaru, Pontianak, dan Palangkaraya.
"BMKG aktif memberikan dukungan penyediaan informasi kondisi cuaca dan penugasan personil. Informasi rutin yang diberikan berupa Prediksi Potensi Pertumbuhan Awan Hujan dan sebarannya, yang berlaku hingga dua hari ke depan, serta pemantauan rutin kondisi pertumbuhan dan perkembangan awan menggunakan Radar Cuaca setiap 10 menit," ujar Fachri.
Informasi tersebut, lanjut Fachri, vital diperlukan dalam menentukan lokasi dan waktu pelaksanaan TMC, serta dalam penentuan rute penerbangan untuk penebaran garam guna menyemai awan.
"BMKG siap terus mendukung kegiatan TMC yg dilakukan oleh BPPT, TNI dan BNPB, dalam rangka penanggulangan dampak kebakaran hutan dan lahan, dengan terus memberikan layanan informasi dan penugasan prakirawan handal," katanya.
Menurut prediksi dari Pusat Meteorologi BMKG, tanggal 23-24 September ada peluang hujan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.
Peluang terjadinya hujan ditandai dengan peluang pertumbuhan awan-awan yang berpotensi hujan di atas wilayah tersebut.
https://sains.kompas.com/read/2019/09/22/100300223/hujan-buatan-akan-dilakukan-di-karhutla-sumatera-dan-kalimantan