Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ibu Hamil Tak Boleh Kurang Gizi, Ini Sebabnya...

KOMPAS.com - Kualitas kesehatan dan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan akan mempengaruhi kesehatan janin yang akan dilahirkan, serta menentukan tumbuh kembang si kecil di masa depan.

Sayangnya, masih banyak ibu di Indonesia yang kekurangan kualitas kesehatan serta gizi. Hal ini berpotensi mengalami kehamilan berisiko tinggi.

Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi kehamilan risiko tinggi bisa menimbulkan dampak negatif bagi ibu dan si kecil.

Kurang gizi ibu hamil

Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Dr dr Ali Sungkar SpOG(K), menyatakan bahwa di Indonesia, tantangan kehamilan dengan risiko tinggi berkaitan dengan fakta kesehatan tentang kekurangan gizi makro dan mikro yang dihadapi oleh ibu hamil.

Yang termasuk dengan zat gizi makro adalah protein, karbohidrat, lemak, serat, dan air.

Sedangkan jenis zat gizi mikro lebih banyak dan bervariasi dibandingkan dengan zat gizi makro. Seperti zat antioksidan, berbagai macam vitamin, serta mineral.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 48,9 persen ibu hamil di Indonesia mengalami anemia atau kekurangan darah. Sebanyak 1 dari 5 ibu hamil tercatat mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).

Tak hanya itu, sekitar 1 dari 2 ibu hamil mengalami kekurangan asupan protein (SKMI 2014), sementara lebih dari 50 persen ibu hamil mengalami kekurangan asupan zat besi, zinc, kalsium, serta Vitamin A & C.

Kehamilan berisiko tinggi dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak apabila tidak ditangani dengan baik.

"1000 Hari pertama kehidupan, termasuk 270 hari di dalam kandungan, merupakan masa penting yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang si kecil di masa depan," kata Ari di Jakarta, Selasa (17/8/2019).

Dikatakan oleh Ari, bahwa ada macam-macam ibu yang memiliki kehamilan berisiko tinggi terhadap kesehatan kehamilan dan janinnya. Seperti pada ibu yang hamil dengan penyakit penyerta (asthma, diabetes, kelainan jantung, dan sebagainya).

Ibu yang sedang hamil dengan penyakit penyulit (pre-eklamsia, eklamsia, infeksi, dan sebagainya), memiliki riwayat operasi terdahulu, dan ibu yang hamil di usia rentan (usia lanjut) juga memiliki risiko ini.

Kehamilan risiko tinggi yang tidak ditangani dengan baik berpotensi memiliki pengaruh terhadap anak di dalam kandungan. Antara lain perkembangan janin yang tidak sempurna, berat janin yang kurang optimal, kelahiran yang prematur, maupun bayi dengan berat badan lahir rendah.

"Nyatanya, Indonesia menempati peringkat lima di antara negara-negara dengan jumlah kelahiran prematur terbesar dengan angka 675.700 bayi di tahun 2010," ujarnya.

https://sains.kompas.com/read/2019/09/19/070600223/ibu-hamil-tak-boleh-kurang-gizi-ini-sebabnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke