Dokter spesialis kulit dan kelamin dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr Susie Rendra SpKK menjelaskan, cepat lambatnya proses penuaan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko.
Penyakit, konsumsi obat-obatan, pemilihan sabun, dan gaya hidup dapat berkontribusi dalam cepat lambatnya proses penuaan. Berikut penjelasannya.
1. Penyakit sistemik tertentu
Dalam pemaparannya pada acara mengenai kulit sehat di usia senja oleh RSPI, Susie menjelaskan, ada dua penyakit sistemik umum yang berpengaruh tinggi terhadap cepat munculnya tanda penuaan.
Kedua penyakit sistematik yang dimaksud adalah diabetes dan malignancy.
Malignancy merupakan, keadaan atau keberadaan tumor ganas atau kanker. Maligna mengacu pada sifat penyakit dimana sekelompok sel tumbuh tidak terkendali, menginvasi dan merusakan jaringan di sekitarnya, dan kadang-kadang metastasis (menyebar ke lokasi lain di tubuh melalui getah bening).
2. Konsumsi obat-obatan
"Obat-obatan itu punya dua mata pisau ya, memang di satu sisinya untuk menyembuhkan, tapi di sisi yang lain bisa jadi 'racun'. Maksudnya dapat berefek pada fungsi organ yang lain," kata Susie di Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Dampak buruk yang dimaksud ialah terjadi peningkatan risiko alergi dan efek obat yang menyebabkan kulit kering.
Nah, kulit kering merupakan salah satu tanda penuaan.
Obat yang dapat membuat kulit kering, disebut Susie, adalah obat untuk hipertensi atau darah tinggi.
Ketika seseorang mengkonsumsi obat hipertensi, produksi urine akan meningkat, sehingga kelembaban kulit di tubuh berkurang, akhirnya membuat kulit kering.
3. Merokok
Jangan dikira merokok hanya berbahaya untuk paru-paru saja, kata Susie.
Susie menerangkan, merokok juga bisa mempercepat penuaan.
Bahkan ada penelitian yang melibatkan sepasang kembang, satu orang merokok dan kembarannya tidak. Hasilnya, kembar yang memiliki kebiasaan merokok lebih tampak tua dan muncul tanda-tanda penuaan pada wajah dan tubuh, dibanding kembaran yang tidak merokok.
Mekanismenya ialah penuaan itu sangat terpengaruh dari radikal bebas.
4. Mandi air panas
Mitos yang beredar, mandi air panas dianggap baik untuk lansia. Pasalnya, jika lansia mandi dengan air dingin dikhawatirkan orang tua akan kedinginan dan masuk angin.
Faktanya, menurut Susie, mandi dengan air panas lebih mempercepat penuaan karena kulit akan menjadi kering.
"Mandi dengan air normal akan lebih baik bagi kulit dan lebih sehat," ujar Susie.
5. Pemilihan sabun yang salah
Nah, bagi Anda yang sering mandi dengan sabun antiseptik, ternyata jika ini dilakukan setiap hari dan terus menerus akan membuat kulit mengering.
"Boleh pakai sabun antiseptik, tapi kalau memang dirasa aktivitas yang dilakukan membuat kuman di tubuh banyak, tapi tidak untuk dipakai setiap kali mandi. Itu efeknya malah bikin kulit kering dan sensitif akhirnya, cepat juga penuaannya," tutur Susie.
Sebagai gantinya, pilih sabun dengan pH rendah. Semakin bertambah usia seseorang, pH kulit tubuh semakin rendah atau semakin asam, maka jika menggunakan pH tinggi atau bersifat basa, itu tidak baik bagi kulit pada masa emas penuaan.
"Perlu tahu, pH yang baik itu sebenarnya di bawah 5. Tapi kalau enggak bisa atau belum bisa, cari yang paling tidak, pH netral yaitu 7. Nah kalau ada nyaranin sabun bayi, itu tidak bagus, pH 9 itu hanya bagus untuk bayi," jelas Susie.
6. Tidak beraktivitas sama sekali
Pernahkah Anda merasakan gatal pada kulit ketika malam hari?
Ketika tidak melakukan aktivitas apapun seperti di malam hari, mereka akan lebih peka untuk merasakan apa yang terjadi pada tubuhnya, terutama rasa gatal ataupun hanya sekedar melihat apa yang ada disekitar bagian-bagian kulit tubuhnya.
"Untuk itulah, sensasi gatal yang sama pada orang yang nganggur akan lebih terasa," tambahnya.
7. Perubahan cuaca mendadak
Perubahan cuaca yang ekstrem bisa membuat sel kulit berlebihan beradaptasi, hasilnya bisa menjadi kering ataupun alergi.
Seperti, ketika berlibur ke daerah bercuaca dingin, maka kulit akan lebih kering kareba lebih mudah untuk memproduksi urine.
Begitu juga cuaca panas, ketika kulit tidak diberikan tabir surya, maka efeknya terjadi kulit yang memerah ataupun menghitam karena terbakar sinar UV dari matahari.
8. Terlalu banyak berjemur
Banyak orang beranggapan, jika ingin hidup sehat dan terhindar dari sakit harus sering berjemur di bawah sinar matahari.
Susie mengingatkan, hal tersebut mitos dan salah kaprah.
Ia mengingatkan, berjemur tidak seutuhnya menyelesaikan semua masalah, bahkan bisa menambah masalah karena mempercepat penuaan, membuat kulit kering, dan gatal.
Jika seseorang terlalu sering berjemur, justru kita akan merasakan sensasi gatal dan perih di kulit dibanding sebelumnya.
"Kalau Anda berjemur, padahal kulit Anda kering, terus Anda berkeringat, keringat itu malah bikin kulit Anda tambah terasa gatal, bahkan sebagian lagi ada yang pedih karena itu. Makanya berjemurnya itu untuk apa dulu, kalau untuk nyari vitamin D, cari alternatif lain saja," jelasnya.
Memahami kulit orang dewasa
Delapan faktor di atas dapat memengaruhi keadaan kulit menjadi lebih kering dan berujung pada penuaan.
Bayi dengan kulit yang pH nya cenderung basa atau kulit lembab, memerlukan sabuh dengan pH di atas 7 agar kulit bayi tetap lembab.
Semakin bertambah umur manusia, kulit cenderung berubah menjadi lebih asam, memiliki pH rendah, dan cenderung lebih kering. Untuk kulit seperti ini, yang diperlukan adalah sabun dengan pH asam atau pH di bawah 5.
"Kulit itu semakin tua, semakin kering dan semakin sensitif. Makanya kalau kena pH yang nggak sesuai juga bisa infeksi ataupun terasa gatal tuh kulit. Makanya tuh kalau ada orangtua atau nenek-kakek di rumah itu, sensitif kulitnya, makanya sering terasa gatal-gatal," tukasnya.
Sensitivitas kulit tersebut, tidak hanya terhadap rasa atau sensasi gatal saja, tetapi juga terhadap kuman, bakteri ataupun jamur penyebab berbagai penyakit kulit terjadi.
https://sains.kompas.com/read/2019/09/13/095700023/cegah-penuaan-hindari-8-faktor-risiko-yang-bikin-kulit-tidak-sehat