KOMPAS.com - Ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi minuman dengan pemanis buatan setiap hari. Hal ini akan berefek pada perkembangan dan kelahiran janin.
Dilansir dari Science Daily, menurut sebuah penelitian yang dipimpin oleh para peneliti di National Institute of Health, bayi yang lahir dari wanita yang menderita diabetes gestasional dan mengkonsumsi paling tidak satu minuman manis buatan per hari selama hamil, cenderung akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada usia 7 tahun.
Penelitian ini muncul dalam International Journal of Epidemiology. Penulis penelitian tersebut mengatakan bahwa ketika volume cairan ketuban meningkat, wanita hamil cenderung meningkatkan konsumsi cairan mereka.
Untuk menghindari kalori ekstra, banyak wanita hamil biasanya mengganti minuman ringan dan jus manis dengan minuman yang mengandung pemanis buatan.
Mengutip penelitian sebelumnya yang menghubungkan minuman yang dimaniskan secara artifisial dengan kenaikan berat badan, para penulis penelitian berusaha untuk menentukan apakah konsumsi minuman diet selama kehamilan dapat mempengaruhi berat anak-anak.
"Temuan kami menunjukkan bahwa minuman yang dimaniskan secara artifisial selama kehamilan tidak mungkin lebih baik dalam mengurangi risiko obesitas di kemudian hari daripada minuman yang dimaniskan dengan gula," kata penulis senior studi tersebut, Cuilin Zhang, PhD di Epidemiology Branch di NIH, Eunice Kennedy Shriver, Institut Nasional Kesehatan Anak dan Pembangunan Manusia (NICHD).
"Tidak mengherankan, kami juga mengamati bahwa anak-anak yang lahir dari wanita yang minum air putih bukannya minuman manis cenderung menjadi gemuk pada usia 7 tahun," imbuhnya.
Rentetan panjang penelitian
Para peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dari tahun 1996 hingga 2002, tentang kehamilan 91.000 wanita di Denmark.
Pada minggu ke 25 kehamilan, para wanita menyelesaikan kuesioner rinci tentang makanan yang mereka makan. Penelitian ini juga mengumpulkan data tentang berat badan anak-anak saat lahir dan pada usia 7 tahun.
Namun pada penelitian saat ini, tim NICHD membatasi analisis mereka pada data dari lebih dari 900 kehamilan yang mengalami diabetes gestasional, sejenis diabetes yang terjadi hanya selama kehamilan.
Sekitar 9 persen dari wanita ini melaporkan mengonsumsi setidaknya satu minuman manis buatan setiap hari.
Hasilnya, anak-anak mereka 60 persen lebih mungkin memiliki berat badan yang tinggi dari lahir, dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari wanita yang tidak pernah minum minuman manis.
Pada usia 7 tahun, anak-anak yang lahir dari ibu yang minum minuman manis buatan setiap hari hampir dua kali lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Namun, wanita yang mengganti air minumnya dengan yang bukan minuman manis mengurangi risiko obesitas anak-anak mereka pada usia 7 hingga 17 persen.
Tidak dipahami dengan baik mengapa meminum minuman manis buatan dibandingkan dengan air minum tanpa pemanis dapat meningkatkan risiko obesitas.
Pada penelitian sebelumnya, para peneliti melakukan ujicoba terhadap hewan dan mengaitkannya antara pertambahan berat badan dengan perubahan jenis bakteri dan mikroba lain di saluran pencernaan.
Hasil penelitian tersebut menujukkan bahwa pemanis buatan dapat meningkatkan kemampuan usus untuk menyerap glukosa gula darah.
Bahkan pada penelitian lainnya juga menemukan bukti pada tikus, dengan merangsang reseptor rasa, pemanis buatan menurunkan rasa sensitif pada saluran pencernaan hewan. Sehingga mereka akan selalu merasa lapar setelah makan dan lebih mungkin makan berlebihan.
Meskipun mereka dapat menjelaskan banyak faktor lain yang mungkin mempengaruhi kenaikan berat badan anak-anak, seperti menyusui, diet dan tingkat aktivitas fisik.
Para penulis menyatakan secara khusus perlunya penelitian yang menggunakan lebih banyak data kontemporer, mengingat tren peningkatan baru-baru ini dalam konsumsi minuman yang dimaniskan secara artifisial.
https://sains.kompas.com/read/2019/09/11/070800723/konsumsi-minuman-manis-saat-hamil-berpotensi-obesitas-pada-bayi