Anjing jenis Malinois Belgia menggigit leher Yayan dan mengenai pembuluh darah besar, arteri karotis.
"Gigitan pada leher mengenai pembuluh darah besar, sehingga terjadi pendarahan cukup banyak," ungkap kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Edy Purnomo di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (2/9/2019).
Yayan kehilangan 2,5 liter dari total 5 liter darah yang dimiliki manusia.
Dari kasus tersebut, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana Kupang, drh Yeremia Yobelanno Sitompul MSc, mengatakan, gigitan anjing bisa berakibat fatal jika mengenai pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan.
Pria yang akrab disapa Yeyes itu mengatakan, kekuatan anjing saat menggigit berbeda dengan kucing. Jika anjing menggigit dengan kekuatan besar, sampai dikoyak, kemungkinan besar bisa menimbulkan luka yang besar juga.
Selain itu, gigitan anjing juga bisa menimbulkan infeksi dari dua bakteri yang juga ada pada kucing.
"Mulut anjing mengandung bakteri Capnocyptophaga canimorsus dan Pasteurella multocida yang juga dimiliki kucing. Ini yang menyebabkan infeksi," kata Yeyes kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (5/9/2019).
Karena anjing memiliki mulut lebih besar dibanding kucing, jika gigitan anjing sampai merobek kulit, tentu saja akan menghasilkan luka yang lebih besar karena ukuran rahang dan gigi anjing secara umum lebih besar dibanding kucing. Hal ini membuat peluang bakteri yang masuk menjadi lebih banyak ke dalam tubuh melalui luka gigitan tersebut
"Tapi asalkan imun (korban gigitan) bagus dan mendapat penanganan P3K tepat, aman," ungkap dia.
Yeyes juga mengingatkan, gigitan anjing juga bisa menyebabkan tetanus. Tetanus merupakan penyakit yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga menjadi kaku.
Tetanus sendiri disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani, yang banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia, dan hewan peliharaan.
"Kalau orang muslim digigit anjing atau terkena air liur anjing akan menyucikan dengan tanah. Nah itu harus diperhatikan betul tanahnya, karena bakteri Clostridium tetani ada di tanah," jelas dia.
Dia menambahkan, luka besar dari gigitan anjing berpeluang menimbulkan infeksi oportunistik.
Infeksi oportunistik merupakan infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Mereka membutuhkan "kesempatan" untuk menginfeksi seseorang.
"Jadi kalau terluka (karena gigitan anjing) dan imun lemah, dia bisa menyebabkan infeksi. Tapi kalau tubuh kita sehat dan tidak sampai menimbulkan luka, secara alami (bakteri) ada di kulit," jelas dia.
Cara tepat agar tak meninggal setelah digigit anjing
Bila Anda digigit anjing dan menimbulkan luka kecil, sebaiknya segera cuci dengan air mengalir, kemudian beri krim antibiotik atau betadine antiseptik, baru ditutup dengan kasa steril.
"Sama diamati juga, kalau tambah bengkak dan badan terasa tidak enak, segera bawa ke dokter," ungkap Yeyes.
Namun bila gigitan anjing menimbulkan luka besar dan sampai pendarahan, dia mengungkap luka tersebut harus ditekan dengan kain bersih sambil menghubungi rumah sakit.
"Pas ada luka besar sebenarnya kan kelihatan darah mengalir atau tidak, kalau tidak lebih baik keluarkan darah sebentar dulu," jelas dia.
"Tapi kalau darah yang merembes, pas ditekan (darah) keluar lagi pelan-pelan, kalau yang seperti itu berarti bukan di pembuluh darah. kalau sampai merobek pembuluh darah, saat ditekan, darah biasanya masih mengalir ataupun jika berhenti, ketika dilepaskan tekanannya darah akan mengalir deras kembali, sebaiknya ditekan dengan kain sambil menunggu pertolongan medis datang," pungkasnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/09/05/183200123/kasus-anjing-bima-aryo-gigit-art-lakukan-ini-agar-tak-meninggal