Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Misteri Tubuh Manusia: Benarkah Perut Keroncongan gara-gara Cacing?

Namun, benarkah mitos ini? Apa sebenarnya yang membuat perut keroncongan?

Perut bunyi itu normal

Sebenarnya, perut yang berbunyi adalah hal normal yang terjadi pada setiap orang, walaupun di beberapa kasus tertentu perut berbunyi adalah gejala dan tanda dari sebuah penyakit.

Hal yang perlu dipahami adalah perut tak hanya berisik saat lapar, tapi bisa juga setelah makan.

Dalam bahasa medis, suara yang ditimbulkan oleh perut disebut dengan borborgimi atau yang biasa dikenal oleh orang awam sebagai bunyi "krucuk-krucuk" dari perut keroncongan.

Borbogimi adalah bahasa yunani yang berarti gemuruh. Kata ini diambil karena perut kita mengeluarkan suara gemuruh saat kosong.

Sebenarnya masih belum diketahui pasti apa yang membuat perut mengeluarkan bunyi ketika mendekati waktu makan ataupun saat mencium bau lezat dari makanan.

Apa penyebab perut berbunyi?

Walaupun begitu, sebenarnya perut selalu menghasilkan suara karena terdapat gerakan yang dilakukan oleh organ di dalam perut.

Ini bisa saja terjadi saat ada atau pun tidak adanya makanan di dalam perut.

Suara yang dihasilkan perut adalah hasil dari gerakan organ-organ pencernaan di perut, seperti lambung, usus halus, dan usus besar.

Gerakan ini disebut dengan gerakan peristaltik, yaitu gerakan yang tidak disadari, dan langsung diatur oleh otak.

Pada dasarnya, saluran pencernaan (dari mulut hingga anus) adalah saluran yang hampa udara dan memiliki dinding yang terdiri dari otot-otot polos.

Ketika dinding tersebut aktif atau bekerja, maka muncul gerakan peristaltik tersebut. Gerakan meremas-remas ini bertujuan untuk mendorong makanan, cairan, serta gas untuk masuk ke dalam.

Hampir sama dengan bagaimana jantung bisa memompa darah, gerakan saluran cerna yang tidak disadari ini juga disebabkan oleh adanya potensial listrik (BER) yang dilakukan oleh sel agar menimbulkan kontraksi.

Ritme yang dihasilkan sekitar 3 kali per menit pada lambung dan 12 kali per menit terjadi pada usus halus.

Sehingga suara perut yang Anda dengar tersebut adalah suara dari dinding lambung dan usus halus yang berkontraksi, yang sedang berusaha mencampur semua makanan, cairan, serta gas dan mendorongnya untuk masuk ke saluran selanjutnya.

Kenapa bunyi perut sangat kencang ketika lapar?

Sebenarnya, dua jam setelah saluran cerna mengosongkan semua makanan dari tempatnya, perut akan memberikan sinyal pada otak untuk mengeluarkan hormon sebagai respon dari perut yang kosong.

Kemudian otak menjawab sinyal tersebut dengan cara menstimulasi otot-otot polos yang ada pada saluran cerna dan memulai gerakan peristaltik.

Akan terjadi dua hal dari gerakan tersebut.

Pertama, kontraksi akan menyapu semua makanan yang mungkin masih tertinggal ketika gerakan sebelumnya terjadi.

Kedua, getaran dari pengosongan ini menimbulkan rasa lapar.

Kontraksi otot akan muncul dan hilang setiap jamnya. Setidaknya 10 sampai 20 menit kontraksi otot terjadi dan akan hilang jika Anda makan sesuatu untuk mengisi perut Anda kembali.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa memang perut selalu mengeluarkan suara "krucuk-krucuk".

Namun suara keroncongan tersebut bisa terdengar oleh Anda karena memang suara perut akan semakin terdengar jika tidak ada makanan di dalamnya yang dapat meredam kebisingan dari suara yang dihasilkan.

Bagaimana cara mencegah perut bunyi?

Salah satu tips yang dapat membuat perut Anda diam dan tidak lagi mengeluarkan suara tersebut lagi, yaitu dengan makan dengan porsi kecil namun sering, daripada makan dengan porsi yang besar tetapi langsung bisa "disapu" dan dibersihkan oleh saluran cerna dalam satu kali waktu.

Selain itu mengurangi makanan yang mengandung gas dapat menurunkan suara keroncongan yang keras dari perut Anda.

https://sains.kompas.com/read/2019/08/30/170000423/misteri-tubuh-manusia-benarkah-perut-keroncongan-gara-gara-cacing

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke