Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kpop dan "Celebrity Worship" dari Perspektif Para Fans Militan

Salah satu buktinya, kita kerap melihap media sosial diramaikan oleh perdebatan antar penggemar fanatik atau tergila-gila pada sosok idola.

Beberapa waktu lalu, seorang pembawa acara program televisi Yunani, Katerian Kainourgio dikecam fans setelah dianggap menghina Jungkook dan V BTS, Sehun EXO, serta Kang Daniel Eks Wanna One dengan kata-kata tidak sopan.

Setelah mendapatkan berbagai macam pesan dari para penggemar, Katerian lalu meminta maaf kepada fans yang merasa terhina atas komentar dan candaan yang ia keluarkan.

Dosen psikologi sosial dari Universitas Airlangga Surabaya, Rizqy Amelia Zein menerangkan, celebrity worship merupakan manifestasi relasi yang bersifat parasocial.

Artinya, fans atau penggemar merasakan kedekatan atau keterikatan terhadap objek atau individu, tapi individu (idola) tersebut tidak sadar bahwa secara langsung berinteraksi dengan fansnya.

Menurut Amel, kondisi ini dapat berdampak langsung pada fans militan, baik positif maupun negatif.

Dampak positifnya adalah mampu meningkatkan determinasi para fansnya, seperti meniru kesuksesan idolanya dan dampak negatifnya adalah depresi, kecemasan, pengalaman disosiatif atau kecenderungan memisahkan diri dari kelompok.

Kata para fans

Kompas.com melakukan survei pada 5 orang fans kpop yang berusia 19-21 tahun untuk membuktikan seberapa parah "celebrity worship" yang mereka alami.

Priscilla

Ada Priscilla (19), seorang ARMY - sebutan untuk fans BTS - yang sudah mengidolakan BTS sejak tahun 2014.

"BTS menjadi pelarian aku ketika di bully pas SMA. Liriknya juga mendorong aku untuk tetap bertahan," ungkap dia.

Akan tetapi pernah suatu masa dia menjadikan BTS menjadi topik utama dalam setiap pembicaraan yang dia lakukan.

"Sekarang sih engga lagi, karena aku sadar itu annoying ke orang sekitar aku," imbuh dia.

Ribka

Hal yang sama juga terjadi dengan Ribka (21). Ribka menceritakan awal ketertarikannya dengan Got7 adalah ketika menonton Roommate, sebuah reality show asal Korea Selatan dimana salah satu partisipannya adalah member Got7, Jackson Wang.

Baru setelah itu Ribka mulai mencari tahu mengenai Got7. Ketika melewati masa-masa berat, Got7 lah yang menemaninya.

"Meskipun jam tidur harus berkurang untuk streaming saat mereka comeback, kerja keras dan perjuangan mereka dalam berkarya benar-benar merupakan inspirasi buat aku," papar Ribka.

Felicia

Lain lagi dengan Felicia (19) yang mengidolakan NCT karena boyband bentukan SM Entertainment ini memiliki lagu-lagu unik.

"Lagu-lagu mereka itu bukan tipe lagu yang pertama kali didengar langsung suka," ujar dia.

Akan tetapi karena hal tersebut, Felicia menjadi seseorang yang bisa menghargai karya orang lain.

Steyer

Ada juga Steyer (20) yang pertama kali mengidolakan Twice sejak Desember tahun lalu karena visual mereka. Selain itu, menurut Steyer, Twice juga mempunyai konsep video musik yang menarik.

Steyer memang merupakan Once - sebutan untuk fans Twice - yang bisa dikatakan cukup militan.

Hal ini dibuktikan dengan seringnya mengupload foto-foto twice ke dalam instastory miliknya. Dan seperti kebanyakan fans, Steyer juga mempunyai keinginan untuk bertemu dengan girlband beranggotakan sembilan orang ini.

"Tapi orang-orang di sekitar selalu bilang ke aku jangan halu, sadar woy dan lain-lain yang aku anggap angin lalu. Karena menurutku, selama masih tinggal di bumi, why not? Pasti ada kesempatan," ucap dia semangat.

Syifa Shania

Syifa Shania (20) yang mengidolakan beberapa bintang K-pop seperti Day6, Loona, Block-B, Korean Hiphop (KHH), Korean RnB (KRnB) punya alasan lain.

"Aku menjadi kpopers selama 9 tahun kalau dihitung-hitung," ujar Syifa.

Syifa bercerita, dia sempat dijauhi teman-temannya saat SMP akibat menjadi seorang Kpopers. Namun ketika SMA dan kuliah, ia cenderung tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya.

Selama ia menjadi seorang fans Kpop, ia beberapa kali menonton konser, salah satuya NCT 127.

"Dulu sebenarnya aku sempat nonton konser NCT 127 dan kebetulan masuknya gratis," tutur Syifa. Orangtua Syifa juga tidak melarang maupun mendukung keputusannya untuk menjadi seorang fans Kpop.

Arsya Shafira

Arsya Shafira (20) juga memiliki fandom yang banyak seperti Syifa atau disebut dengan multifandom. Arsya menyukai Kpop sejak 2017. Namun, ia terbilang tidak terlalu fanatik untuk menonton konser dan mengoleksi album.

"Tantangannya adalah nabung sih, karena tidak cuma uang buat merchandise. Ada buat makan, makeup, atau skincare," ujarnya.

Arsya cukup selektif dalam memilih konser yang ingin ia tonton, jika ia tidak terlalu suka dengan artisnya, ia lebih memilih menonton di Youtube atau platform lain.

Arsya juga merupakan orang yang tidak terlalu suka keramaian, baginya Kpop merupakan sumber hiburannya di rumah.

"Aku selalu merasa terhibur kalau nonton Kpop, karena aku tidak terlalu suka keluar rumah juga kayak orang-orang," tutupnya.

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang fans kpop memiliki suka dan dukanya masing-masing.

Mungkin bagi Anda yang tidak terlalu menyukai atau bahkan tidak sama sekali, hal ini dianggap berlebihan. Namun lain halnya dengan fans kpop yang merasakan hal yang sama. (Hana Nushratu & Farren Sahertian)

https://sains.kompas.com/read/2019/08/30/070000223/kpop-dan-celebrity-worship-dari-perspektif-para-fans-militan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke