KOMPAS.com- Rumput laut dari Makassar ditemukan memiliki potensi sebagai anti-obesitas dan juga anti-kanker.
Hal ini diungkapkan melalui penelitian oleh Prof Dr Irwandi Jaswir dari International Islamic University Malaysia yang menyatakan bahwa rumput laut berwarna cokelat dari lautan Makassar memiliki manfaat lebih dari sekadar bahan utama pembuatan makanan.
Irwan mendapatkan ide untuk melakukan penelitian tersebut karena saat berada di Jepang, dia melihat begitu banyaknya riset atau penelitian, bahkan produk, rumput laut Wakame.
Perbincangan dengan seorang profesor di Jepang lantas mengantarkan Irwan untuk melakukan penelitian terhadap rumput laut cokelat di daerah tropis, seperti Sargassum binderi, S. duplicatum, S. plagyophyllum, S. fulvellum, Padina australis dan Turbinara tubinata.
Rupanya, rumput laut cokelat dari Makassar ditemukan mengandung antioksidan fucoxanthinol yang berpotensi melawan obesitas dan kanker.
Suplemen untuk orang obesitas
Antioksidan fucoxanthinol ditemukan memiliki pengaruh positif terhadap jaringan lemak.
"Saat kami lakukan penelitian pada tikus, jaringan lemak pada tikus yang tidak diberikan fucoxanthinol itu melebar, sedangkan lemak tikus yang diberikan fucoxanthinol akan mengecil. Melihat lebih ke molekuler, hal itu bisa (ada kaitannya antara lemak dan fucoxanthinol)," kata Irwan saat ditemui Kompas.com dalam acara Anugerah LIPI Sarwono Award, Jakarta (22/8/2019).
Dia mengatakan bahwa pada saat ini, rumput laut tersebut sudah banyak dijadikan suplemen. Penelitian yang dilakukan terhadap wanita obesitas di Jepang juga menunjukkan hasil yang positif.
"Selama satu bulan, wanita obesitas yang diberikan suplemen dan dengan yang tidak (diberikan suplemen), ada perbedaannya," ujarnya.
Wanita dengan obesitas dan mengonsumsi suplemen rumput laut ditemukan secara perlahan akan mengalami sedikit penurunan berat badannya atau berat badannya menjadi lebih terkontrol.
Suplemen anti-kanker
Temuan anti-oksidan fucoxanthinol juga membuat para peneliti tertarik menyelidiki efeknya terhadap kanker. Mereka pun melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kemungkinan tersebut.
Hasilnya, dari 30 sel kanker manusia yang diujicobakan, ternyata beberapa di antaranya menunjukkan hasil yang positif. Anti-oksidan di dalam rumput laut tersebut ditemukan bisa digunakan untuk membantu mengontrol sel kanker.
Namun, ditegaskan oleh Irwan, rumput laut dari Makassar sejauh ini baru bisa dijadikan suplemen saja, bukan obat.
"Ya (tidak bisa dianggap obat), karena kalau mau bilang itu obat harus ada penelitian dan uji klinis yang panjang prosesnya. Juga itu bukan lagi bidang kami sebagai peneliti, karena kami bukan dokter ataupun industri farmasi yang berkompeten dalam hal obat-obatan," ujarnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/08/22/190500523/rumput-laut-makassar-ditemukan-berpotensi-lawan-obesitas-dan-kanker