Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kanker Kolorektal, Mengapa Penting Deteksi Dini?

KOMPAS.com - Kanker kolorektal adalah sel kanker yang tumbuh di sekitar rektum, yakni pada bagian akhir usus besar menjelang anus yang menjadi tempat penyimpanan feses (tinja), atau pada bagain usus besar lainnya.

Dilansir dari situs Hello Sehat, setiap tahunnya penderita kanker di Indonesia terus mengalami peningkatan.

Data dari Globocan pada tahun 2018 menyebutkan, ada sekitar 30.000 kasus kanker kolorektal baru dalam satu tahun.

Kanker jenis ini menempati urutan keempat penyakit yang paling banyak diderita di Indonesia.

Untuk mengurangi jumlah penyakitnya, deteksi dini kanker kolorektal menjadi faktor penting.

Kanker ini bisa menyebabkan kematian jika penanganannya terlambat.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABDI), dr. Abdul Hamid Rochanan, Sp.B-KBD, M.Kes, mengtakan, untuk menurunkan kasus kanker kolorektal, kuncinya adalah dengan melakukan deteksi dini.

“Pemerintah sebenarnya sudah mencanangkan program preventif dan deteksi dini. Sayangnya, hal itu masih belum berjalan. Padahal deteksi dini sangat bisa mengurangi angka kasus baru,” papar dr. Abdul Hamid, seperti dikutip dari Hello Sehat.

Ia menyebutkan, faktanya, sekitar 36,1 persen pasien penderita kanker kolorektal baru berobat ke rumah sakit kala sudah menginjak stadium IV.

Ahli penyakit dalam dan onkologi medik RS Kanker Dharmais, Jakarta, dr. Ronald A. Hukom, MHSC, SpPD-KHOM juga membenarkan hal tersebut.

Menurut dia, kanker kolorektal termasuk penyakit yang bisa dideteksi secara dini lewat tes feses.

"Oleh karenanya, jangan malas untuk memeriksanya diri jika Anda berisiko tinggi,"kata Ronald.

Ronald mengatakan, ada 6 hal yang bisa meningkatkan risiko munculnya kanker.

Enam hal itu di antaranya, memiliki keluarga dengan kanker kolorektal atau polip, pernah memiliki penyakit iritable bowel syndrome kronis, jarang bergerak, obesitas atau kegemukan, sering makan daging merah, dan merokok.

Melalui deteksi dini, akan mengetahui keberadaan penyakit di awal kemunculannya.

Dengan demikian, lesi pra-kanker bisa dibuang saat penyakit masih pada stadium awal.

Salah satu prosedur deteksi dini kanker kolorektal adalah dengan tes darah samar.

Pada tes ini, dokter juga akan memeriksa sampel feses untuk dibawa ke laboratorium.

Jika hasilnya positif, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan bernama kolonoskopi.

Lewat kolonoskopi, dokter bisa melihat kondisi usus besar dan rektum, sehingga bisa diketahui dari mana asal perdarahan.

“Apabila dokter melihat ada indikasi masalah, akan diambil sampel jaringan atau biopsi untuk diperiksa di laboratorium,” kata Hamid.

Salah satu tanda bahwa Anda perlu segera melakukan tes darah samar adalah saat mengalami diare kronis yang terjadi selama 2 minggu lebih.

Banyak pasien penderita kanker terlambat menyadari bahwa dirinya telah mengidap kanker karena cirinya yang sangat samar saat awal muncul.

Alasan ini membuat kasus kanker tak terkecuali kanker kolorektal baru menyadari saat sudah parah dan menyebar atau masuk stadium IV.

Hal inilah yang membuat penanganan kanker menjadi lebih kompleks dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Oleh karena itu, deteksi dini penyakit kanker kolorektal menjadi cara yang paling ampuh agar terhindar dari keparahan kanker kolorektal.

https://sains.kompas.com/read/2019/08/14/204830623/kanker-kolorektal-mengapa-penting-deteksi-dini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke