Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Cara Kurangi Rasa Mual Akibat Pengobatan Kanker

KOMPAS.com - Efek samping dari pengobatan kanker atau yang sering disebut dengan kemoterapi salah satunya adalah mual.

Efek samping ini kerap muncul beberapa saat setelah obat kemoterapi dosis pertama diberikan seperti dilansir Hello Sehat. Pada laman tersebut dijelaskan, sebagian besar pasien kanker harus berjuang dengan keras guna mengatasi rasa mual.

Meski dinilai ampuh dalam membunuh sel-sel kanker, kemoterapi juga sering memicu mual.

Penyebabnya beragam, mual dari frekuensi perawatan, dosis obat, dan cara pemberian obat, naik minum maupun dari cairan infus.

Setiap pasien mengalami mual yang berbeda-beda, ada yang ringan maupun parah hingga sampai muntah.

Hal tersebut yang akhirnya membuat para pasien pengidap kanker merasa nafsu makan menurun semenjak melakukan kemoterapi.

Merangkum dari Hello Sehat, setidaknya ada lima cara untuk meredakan rasa mual akibat efek kemoterapi.

1. Perhatikan Asupan Nutrisi

Terdapat beberapa makanan tertentu yang mampu meringankan rasa mual serta membantu pasien pengidap kanker untuk mendapat nutrisi yang cukup.

Antara lain melakukan diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast). Diet tersebut terdiri atas pisang, nasi, saus apel, dan roti bakar.

Keempat makanan lunak tersebut dapat membantu pasien merasa cepat kenyang dan mengurangi rasa mual.

Selanjutnya adalah mengonsumsi makanan yang menenangkan perut agar mencegah rasa mual. Makanan yang dimaksud adalah jahe dan peppermint.

Dua jenis herbal tersebut dipercaya mampu mengatasi mual apapun penyebabnya, termasuk setelah pengobatan kanker atau kemoterapi.

Anda juga bisa menyediakan protein saat merasa mual dan muntah. Asupan protein harus tetap terjaga agar tidak memperburuk rasa mual. Pasien dapat mengonsumsi kacang, biji-bijian atau sup ayam untuk mengembalikan kurangnya protein.

Cara lain yang perlu Anda lakukan, yaitu jagalah tubuh agar tetap terhidrasi. Pasien dianjurkan untuk minum air agar meredakan rasa mual dan memberi asupan hidrasi yang diperlukan tubuh.

2. Minum Obat Pereda Mual

Usai kemoterapi dilakukan, dokter biasanya memberikan obat khusus pereda mual. Obat ini biasa disebut dengan antiemetik.

Dosis yang diberikan pun berbeda-beda, tergantung seberapa mual pasien tersebut.

Bentuk dari obat ini juga bermacam-macam bentuknya, mulai dari pil, cairan infus atau supositoria.

Pemberian obat mual melalui cairan infus atau supositoria biasanya dilakukan ketika pasien mengalami mual dan muntah, agar obat yang diberikan tidak terbuang sia-sia.

Namun, sebaiknya konsultasi dengan dokter agar mendapatkan obat pereda mual yang sesuai dengan konsdisi anda.

3. Akupuntur

Menurut American Society Clinical Oncologists (ASCO), akupuntur dinilai ampuh untuk mengurangi mual efek dari pengobatan kanker atau kemoterapi.

Dikutip dari jurnal Chinese Acupuncture and Mokibustion, pengkombinasian antara akupuntur dan terapi panas yang bernama moksibusi, mampu mengurangi mual akibat kemoterapi.

Hal tersebut diperkuat dengan studi kecil lainnya yang menjelaskan bahwa pasien kanker setelah menjalani radiasi dan kemoterapi, pada umumnya akan mengalami mual yang lebih ringan.

Kendati demikian, hanya pasien yang mempunyai sel darah putih rendah yang bisa melakukan akupuntur.

Bila akupuntur dilakukan pada pasien yang mempunyai sel darah putih tinggi, ditakutkan akan meningkatkan risiko infeksi dan berbahaya bagi nyawa pasien tersebut.

Lebih baik anda berkonsultasi kepada dokter sebelum melakukan akupuntur.

4. Gunakan Prinsip "Makan Sedikit tapi Sering"

Mual yang dirasakan oleh penderita kanker selepas melakukan kemoterapi, biasanya akan membuat pasien ogah untuk makan.

Bagaimana pun juga, pasien penderita kanker harus tetap makan layaknya orang yang sehat agar kebutuhan nutrisinya tetap terjaga.

Bila tidak sanggup untuk melahap secara langsung satu porsi makanan utuh, lebih baiknya berikan jeda setiap 2-3 jam untuk makan dengan porsi yang lebih kecil.

Perlu diperhatikan jenis makanan yang akan dikonsumsi. Sebaiknya hindari makanan yang digoreng, berlemak, dan manis karena sulit untuk dicerna.

Pasien juga dianjurkan agar minum minimal 8 gelas per hari supaya tidak dehidrasi.

5. Teknik Relaksasi

Kelompok pengidap kanker di Amerika (ACS) menjelaskan bahwa teknik relaksasi ini memberi hasil yang signifikan dalam upaya mengurangi mual setelah pengobatan kanker atau kemoterapi.

Teknik ini dapat membantu pasien pengidap kanker supaya merasa rileks hingga akhirnya bisa membantu pemulihan mual.

Beberapa teknik relaksasi yang bisa dilakukan oleh para pasien adalah latihan pernapasan, terapi musik, hipnosis, dan meditasi.

https://sains.kompas.com/read/2019/08/13/190000023/5-cara-kurangi-rasa-mual-akibat-pengobatan-kanker

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke