Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Olahraga Buat Orang Obesitas, Joging Paling Bagus, Renang Kurang Bagus

KOMPAS.com – Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS Genetics baru saja merilis daftar olahraga yang paling efektif untuk orang-orang dengan gen obesitas.
Enam olahraga yang berada pada peringkat teratas adalah joging, mendaki gunung, berjalan, olahraga jalan cepat, menari dan kelas yoga berdurasi panjang.

Para peneliti menemukan hal ini setelah mereka menganalisis 18.424 orang dewasa bersuku Han di Taiwan. Rentang usianya 30-70 tahun. Para partisipan kemudian diukur tingkat obesitasnya melalui indeks massa tubuh (IMT), presentase lemak tubuh, lingkar perut, lingkar pinggang dan rasio perut ke pinggang.

Para partisipan juga disurvei mengenai olahraga yang mereka lakukan di luar pekerjaan. Mereka baru dianggap berolahraga secara reguler bila aktivitas tersebut dilakukan setidaknya selama 30 menit dan diulang tiga kali seminggu.

Secara total, para peneliti berhasil mengidentifikasikan 18 tipe olahraga.

Dari 18 olahraga tersebut, joging atau berlari-lari ringan selama 30 menit per sesi tiga kali seminggu ditemukan paling efektif dalam melawan dampak obesitas genetik pada kelima aspek yang diukur di atas. Sementara itu, mendaki gunung, berjalan, menari dan yoga yang berdurasi setidaknya satu jam ditemukan dapat mengurangi efek gen obesitas pada IMT.

Para peneliti pun menulis, manfaat olahraga fisik secara reguler lebih berdampak pada subyek-subyek yang memang cenderung obesitas.

Namun, mereka juga menemukan beberapa olahraga yang tidak ngefek pada orang-orang dengan gen obesitas, seperti bersepeda, perenggangan, berenang, qigong yang mirip tai chi dan bermain Dance Dance Revolution (DDR).

Hal ini karena bersepeda,latihan perenggangan, qigong dan bermain DDR ditemukan menghabiskan lebih sedikit energi daripada keenam olahraga yang efektif di atas. Sedangkan olahraga dalam air dingin seperti berenang justru bisa menstimulasi nafsu makan dan membuat partisipan makan lebih banyak dari biasanya.

Beberapa partisipan sebetulnya juga ada yang latihan angkat beban, bermain badminton, tenis meja, basket dan tenis; tetapi jumlah mereka sangat sedikit sehingga para peneliti tidak bisa menemukan kaitan yang jelas dengan obesitas yang disebabkan oleh genetik.

Salah satu penulis studi, pakar epidemiologi Wan-Yu Lin dari National Taiwan University, mengatakan, obesitas disebabkan oleh genetik, faktor gaya hidup dan hubungan di antara keduanya. Meskipun materi keturunan dibawa sejak lahir, faktor gaya hidup bisa ditentukan oleh dirinya sendiri.

Dia pun menegaskan bahwa olahraga kurang dari 30 menit per sesi tidak cukup untuk menegasikan efek buruk dari gen obesitas.

Menanggapi temuan ini, Kathryn Erica Bradbury yang merupakan seorang pakar epidemiologi nutrisi di Unviersity of Auckland yang tidak terlibat dalam studi mengatakan, penelitian ini memperkuat temuan sebelumnya ybahwa olahraga dapat membantu menjaga berat badan yang lebih rendah pada orang-orang yang secara genetik cenderung lebih berat.

Meski demikian, penelitian ini juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama, partisipan yang dipelajari hanyalah yang keturunan Han sehingga hasilnya belum tentu sama jika dilakukan dengan populasi lain. Selain itu, data olahraga didapatkan melalui pengakuan partisipan, sehingga bisa jadi tidak sepenuhnya benar bila partisipan berbohong.

https://sains.kompas.com/read/2019/08/12/183500123/olahraga-buat-orang-obesitas-joging-paling-bagus-renang-kurang-bagus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke