KOMPAS.com – Perayaan Hari Raya Idul Adha atau yang biasa disebut Hari Raya Kurban sudah tinggal menghitung hari. Ini berarti konsumsi daging sapi, kerbau dan kambing akan meningkat.
Namun, sebuah penelitian terbaru justru memperingatkan bahaya konsumsi jenis daging merah tersebut untuk para perempuan.
Dilansir dari Independent.co.uk, Jumat, (9/8/2019), penelitian itu menemukan bahwa meningkatnya konsumsi daging merah pada perempuan di antaranya daging sapi dan kambing, bisa berefek langsung pada risiko kanker payudara.
Namun, menurut peneletian dari National Institute of Environmental Health Sciences di Amerika Serikat, ada langkah yang jitu untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan mengganti daging merah dengan daging unggas seperti ayam, kalkun dan bebek.
“Daging merah telah diidentifikasi sebagai penyebab karsinogen,” kata Dr Dale Sandler dalam International Journal of Cancer dikutip dari independent.co.uk.
Studi yang dilakukan Sandler ini menambah bukti lebih lanjut bahwa konsumsi daging merah dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Sebaliknya, mengonsumsi unggas dapat menurunkan risiko kanker payudara.
“Studi kami menambahkan bukti lebih lanjut bahwa konsumsi daging merah dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara sedangkan unggas dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara,” lanjut Sandler.
Para peneliti juga mengamati tingkat konsumsi daging dan cara memasak daging dari 42.012 perempuan dalam kurun tujuh tahun. Dari pengamatan tersebut telah didiagnosis 1.536 kasus kanker payudara invasif.
Peserta yang mengonsumsi daging merah dalam jumlah tertinggi ditemukan memiliki risiko kanker payudara sebesar 23 persen lebih besar daripada mereka yang mengonsumsi dalam jumlah yang sedikit.
Sementara itu, perempuan yang mengonsumsi daging unggas paling banyak mempunyai risiko 15 persen lebih rendah terkena penyakit kanker payudara.
Temuan ini tidak berpengaruh ketika faktor – faktor seperti aktivitas fisik, obesitas dan konsumsi alkohol juga diperhitungkan.
Tidak ada hubungan pula antara cara memasak daging dan risiko kanker payudara. Dr Sadler juga menjelaskan bahwa penelitian ini memang memberikan bukti mengganti daging merah dengan daging unggas dapat mengurangi penyakit kanker payudara.
Perlu diketahui, anggapan mengonsumsi daging merah dapat memicu peningkatan kanker payudara ini bukanlah yang pertama kalinya.
Sebelumnya pada tahun 2014, sebuah studi oleh Harvard School of Public Health menemukan hubungan antara peningkatan konsumsi daging merah pada awal masa dewasa dan peningkatan risiko terkena kanker payudara.
Peneliti mengungkapkan bahwa asupan daging merah yang tinggi pada masa awal dewasa mungkin menjadi faktor terkena risiko kanker payudara.
Para peneliti juga menerangkan bahwa mengganti daging merah dengan kombinasi kacang-kacangan, daging unggas, dan ikan dapat mengurangi risiko kanker payudara.
Tak hanya dua penelitian diatas, sebuah studi pada tahun 2019 yang dilakukan oleh University of Oxford, bahwa mengonsumsi daging olahan, seperti sosis, bacon, dan ham selama empat hari dalam seminggu dapat meningkatkan risiko kanker usus sekitar 20 persen.
Berdasarkan pedoman dari Departemen Kesehatan, siapa pun yang makan lebih dari 90 gram daging merah atau olahan setiap hari, orang tersebut harus menguranginya menjadi 70 gram.
Kendati demikian, World Health Organization (WHO) selaku organisasi kesehatan dunia belum menetapkan bahwa mengonsumsi daging merah dapat sebagai penyebab penyakit kanker payudara pada perempuan.
“Belum ditetapkan sebagai penyebab kanker,” kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti dikutip dari foxnews.com, Jumat (8/9/2019).
Profesor Epidemiologi kanker di Universitas Cambridge, Paul Pharoah, juga menyatakan bahwa hubungan atau korelasi tidak menyiratkan penyebab.
Meskipun daging merah sangat bergizi, mengandung banyak mineral dan vitamin seperti B3, B12, dan B6 serta zat besi dan seng, dalam beberapa kasus daging merah kerap dikaitkan dengan penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung.
“Seperti kebanyakan hal, keseimbangan adalah kuncinya. Daging merah dapat menjadi sumber penting protein berkualitas baik dan mikronutrien utama seperti zat besi dan seng, terutama penting bagi wanita pada usia subur,” kata Emma Derbyshire, ahli gizi.
https://sains.kompas.com/read/2019/08/09/210000923/jelang-idul-adha-studi-ungkap-bahaya-konsumsi-daging-bagi-perempuan