KOMPAS.com- Siapa sangka bila proses pemberian ASI kepada anak oleh ibunya, ternyata akan lebih baik jika didukung oleh lingkungan sekitar, terutama ayah bayi.
Bertepatan dengan Pekan Asi Sedunia 2019, survei terkini oleh Royal Philips yang dilaksanakan di 14 negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru dan Australia, menegaskan pentingnya partisipasi pasangan dalam perjalanan ibu menyusui.
Hampir semua ibu di seluruh dunia yang disurvei ingin agar pasangannya terlibat dalam semua aspek perawatan bayi mereka yang baru lahir. Sementara itu, 58 persen dari ibu di Indonesia ingin dibantu menenangkan bayinya pada malam hari dan 63 persen ingin dibantu memberikan susu kepada bayi pada malam hari.
Untungnya, mayoritas ayah di Indonesia (92,5%) mau membantu, meskipun yang sudah terlibat dalam menjaga anak baru 70 persen dan yang ikut membantu membersihkan pompa ASI dan botol bayi tidak sampai setengah (46,7%).
Hal ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa aspek merawat bayi yang tetap dibebankan hanya pada ibu. 96 persen ibu pun merasa masih membutuhkan lebih banyak informasi tentang bagaimana pasangan mereka dapat mendukung proses menyusui.
Dr dr Ali Sungkar Sp OG-FKM, Ketua Umum Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia), mengungkapkan bahwa dukungan penuh pasangan terhadap ibu sudah bisa dilakukan sejak masa kehamilan, persalinan hingga enam bulan pertama kehadiran bayi.
Dia mengatakan, mulai dari sejak ibu mengandung, ayah harus rajin mendampingi untuk pemeriksaan kehamilan atau antenatal care, supaya tahu juga perkembangan janin dan apa yang dibutuhkan si ibu. Tahap kedua adalah mendampingi proses persalinan. Biasanya, kalau proses persalinan normal, saya akan meminta ayahnya untuk memotong tali pusar.
“Kemudian, ayah harus ikut mendampingi saat IMD (inisiasi menyusui dini), karena ini merupakan tahap penting yang juga menentukan kelancaran pemberian ASI. Dukungan ayah dalam enam bulan pertama kehadiran bayi juga sangat penting agar ibu bisa lancar memberikan ASI eksklusif," ujarnya.
Selain itu, ayah juga bisa mendukung dengan menyiapkan tempat tidur bayi pada malam hari, membantu mengganti popok dan rajin memijat punggung ibu (pijat oksitosin) untuk membantu melancarkan ASI.
Berikut adalah berbagai manfaat yang bisa didapatkan dari partisipasi ayah dalam merawat anak dan mendukung pemberian ASI:
1. Mendorong masa pemberian ASI yang lebih lama.
Hasil penelitian dalam jurnal Pediatrics pada 2013 mengungkapkan bahwa 60 persen wanita berhenti menyusui lebih awal dari yang mereka inginkan. Untungnya, hal ini bisa dilawan dengan dukungan dari ayah.
Pasalnya, ibu menyusui yang mendapatkan dukungan dari pasangan memiliki kesempatan lebih besar untuk memulai dan melanjutkan menyusui lebih lama.
Selain itu, mengedukasi para ayah mengenai manfaat menyusui dapat melipatgandakan kesempatan seorang bayi mendapatkan ASI eksklusif untuk 6 bulan pertama.
Country General Manager Personal Health Philips Indonesia, Yongky Sentosa, mengatakan, dukungan atau partisipasi pasangan dalam enam bulan pertama kehadiran bayi sangat penting agar ibu bisa lancar memberikan ASI eksklusif.
2. Meningkatkan ikatan emosional antara ayah dan bayi.
Dr dr Ali Sungkar Sp OG-FKM menyatakan bahwa kontribusi ayah dalam merawat dan membesarkan anak bersama dengan sang ibu merupakan hal yang sangat baik untuk mempererat ikatan antara ayah dan anak sejak dini, juga perkembangan emosional sang ibu.
3. Kesehatan bayi dan ibu yang lebih baik
Peran aktif ayah dalam proses menyusui juga mengurangi kemungkinan terjadinya cognitive delay (keterbatasan fungsi mental) pada bayi, serta mendorong penambahan berat badan pada bayi prematur.
Ibu yang baru melahirkan juga akan turun risikonya mengalami baby blues dan postpartum depression bila mendapat dukungan penuh dari ayah.
https://sains.kompas.com/read/2019/08/02/170500023/pentingnya-dukungan-ayah-bagi-keberhasilan-ibu-menyusui