Berdasarkan hasil monitoring BMKG selama Juli 2019, di Indonesia telah terjadi gempa bumi tektonik sebanyak 841 kali.
"Artinya telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan jika dibandingkan dengan Juni yang hanya terjadi gempa tektonik sebanyak 735 kali," ungkap Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, kepada Kompas.com, Kamis (1/8/2019).
Secara umum jumlah kejadian gempa tektonik, baik pada Juni maupun Juli 2019, lebih banyak terjadi di wilayah Indonesia timur.
Daryono mengatakan, aktivitas gempa pada Juli 2019 didominasi gempa dengan magnitudo kecil, kurang dari 5,0 sebanyak 789 kali.
Adapun aktivitas gempa bumi signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 terjadi sebanyak 52 kali.
"Ini berarti, jumlah gempa signifikan juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu Juni, yang hanya terjadi sebanyak 35 kali," kata dia.
Jumlah gempa yang dirasakan di wilayah Indonesia selama Juli 2019 terjadi sebanyak 84 kali.
Jumlah gempa dirasakan ini juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya terjadi sebanyak 65 kali.
Jika pada Juni hanya terjadi 3 kejadian gempa merusak, pada Juli 2019 terjadi gempa merusak sebanyak 4 kali, yaitu:
"Sebagai masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa, seyogianya kita sebisa mungkin terus mengupayakan terwujudnya bangunan tahan gempa karena mitigasi struktural adalah kunci utama dalam mitigasi gempa bumi, di samping memahami cara selamat saat terjadi gempa," Daryono mengingatkan.
Banyaknya kerusakan rumah hingga jatuh korban jiwa setiap terjadi gempa kuat merupakan bukti bahwa kita masih kurang dalam upaya mitigasi gempa bumi di Negara rawan gempa ini.
https://sains.kompas.com/read/2019/08/01/105157023/bmkg-aktivitas-gempa-selama-juli-2019-meningkat-ini-rinciannya