Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Trending #Atta, Kenapa Pengguna Twitter Ramai-ramai Blokir Atta Halilintar?

KOMPAS.com - Nama YouTuber Atta Halilintar dan Ria Ricis ramai dibicarakan dalam sejumlah media sosial baru-baru ini. Keduanya mencuri perhatian warganet karena unggahan mereka.

Pada pekan lalu, Ria Ricis mengungkapkan bahwa dirinya beserta tim produksinya pamit dari jagad YouTube. Tapi, dua hari kemudian, ia ternyata kembali megunggah videonya di akun YouTube miliknnya, Ricis Official.

Sedangkan, YouTuber muda dengan jargon "Ahsiaaap", Atta Halilintar, mendapat perhatian setelah kembali aktif di media sosial Twitter. Aksi Atta ini menuai banyak komentar dari warganet, bahkan tidak sedikit pengguna Twitter memblokir akunnya.

Menanggapi hal ini, Psikolog asal Solo, Hening Widyastuti mengungkapkan bahwa fenomena influencer bisa ditinjau dari sisi psikologis dan non-psikologis.

"Dari sisi psikologis, situasi persaingan yang sangat ketat di dunia seleb memaksa mereka untuk berpikir keras hingga menghasilkan ide kreatif untuk tetap eksis di berbagai media sosial," ujar Hening saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (31/7/2019).

Menurutnya, konten yang mereka buat dan dilihat oleh masyarakat luas merupakan kepuasan tersendiri.

Untuk influencer yang tetap eksis dan konsisten mengunggah konten baru memiliki kemampuan untuk bersaing dengan baik.

Hening mengatakan bahwa situasi berkompetisi dengan cepat dan mengeksplorasi potensi diri sebetulnya memicu tingkat stres lebih tinggi.

"Dari sisi non-psikologis, yakni dengan meranah ke berbagai platform media sosial lainnya, dengan pendapatan yang diharapkan lebih besar masuk ke pundi-pundi keuangan mereka," ujar Hening.

Dengan hadirnya influencer dalam beberapa media sosial, disinyalir mereka bisa tetap eksis, puas, terkenal, dan mendapatkan kelimpahan finansial.

Sementara, untuk influencer yang memilih secara khusus di ranah media sosial tertentu saja, Hening menyebut, kemungkinan karena mereka ingin memiliki ciri khas dan branding yang berbeda dari yang lain. Tujuannya adalah agar mudah diingat masyarakat.

Pemblokiran massal akun Atta Halilintar

Selain itu, ada juga fenomena yang muncul ketika sang influencer dari kanal YouTube merambah ke media sosial Twitter, yakni Atta Halilintar.

Hari ini, Rabu (31/7/2019) #Atta muncul dalam trending topik Twitter wilayah Indonesia. Ketika trending tersebut diklik muncul sejumlah pengguna Twitter memblokir akun Atta.

"Maaf bro #atta ini demi menjaga hati agar tetap bersyukur, kami warga Twitter menolak segala bentuk kekayaan dam keriaan..biarkan kami berekspresi dengan kemiskinan kami," tulis akun Ketelan @richisijunjung dalam twitnya.

"#atta Saya sehati sama warga Twitter bro. Takutnya bocil nanti ikutan masuk dunia kami. Dan juga di sini bukan tempat pamer ya kekayaan ya ****," tulis akun Dilan Cabang Kalsel, @Ahmadjamrani dalam twitnya.

Padahal, ini bukan pertama kalinya Atta menggunakan platform twitter. Diketahui, Atta Halilintar sempat vakum dari akun Twitternya @AttaHalilintar dan memilih lebih fokus di channel YouTube miliknya.

Melihat hal ini, Hening mengatakan bahwa dari sisi psikologis bahwa Atta sebenarnya lebih nyaman di kanal YouTube, di mana ia biasa memuat konten hiburan dan berpenghasilan lebih banyak di kanal tersebut.

Meski begitu, kemuculan #atta menunjukkan bahwa YouTuber itu ingin kembali merambah ke Twitter.

Sayangnya, sejumlah pengguna twitter justru ramai-ramai memblokir akun milik Atta. Fenomena ini juga ditelaah oleh Hening dari kacamata psikologi.

"Saya lihat ada seperti komunitas yang solid, senasib, sepenanggunggan kekuatan massa pada pengguna Twitter. Mereka menganggap Atta tidak konsisten, tidak loyal, dan tidak setia, karena beralih dari Twitter ke YouTube," ujar Hening.

"Pengguna Twitter menganggap Atta hanya ingin meraup finansial, seperti halnya pada YouTube," lanjut dia.

Lantas, muncul kekuatan massa dari rasa kesatuan psikologis untuk menolak Atta yang mereka anggap tidak setia dengan Twitter.

Menurut Hening, jika kekuatan massa sudah muncul, maka tidak sulit untuk memblokir Atta dari kehidupan dunia maya mereka.

"Demikian halnya kasus Ria Ricis. Sudah pamit, tapi kembali eksis lagi. Komunitas YouTube menganggap apa yang dilakukan Ria Ricis adalah drama dan pura-pura saja," ujar Hening.

Dengan demikian, mudah juga bagi pengguna Twitter untuk memblokir akun Ria Ricis.

https://sains.kompas.com/read/2019/07/31/190000723/trending-atta-kenapa-pengguna-twitter-ramai-ramai-blokir-atta-halilintar-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke