KOMPAS.com - Gunung Tangkuban Parahu erupsi pada Jumat (26/07/2019). Gunung yang terletak di Jawa Barat itu meletus pukul 15.48 WIB.
Meski hanya berlangsung 5 menit 30 detik, erupsi tadi sore itu seolah terjadi tiba-tiba sehingga mengagetkan masyarakat.
Namun, pendapat lain diungkap ahli vulkanologi Surono mengatakan bahwa tidak ada yang tiba-tiba dari letusan Tangkuban Parahu.
"Terakhir saya tangani 2013. Itu nggak normal juga," ujar Surono.
"Walaupun, saya sering tidak akur dengan pengelola wisata di situ. Tapi bagi saya tidak masalah, (karena) lebih baik kita sedia payung saat langit terlihat mendung," tambahnya menganalogikan keadaan Tangkuban Parahu.
Ketika ditanya mengenai jenis erupsi yang terjadi tiba-tiba hari ini, Surono menyebut Tangkuban Parahu mengalami letusan freatik.
"Sebetulnya saya tidak takut, dari yang saya alami, paling hanya letusan-letusan freatik atau yang sifatnya dominan uap air," sambungnya.
"Letusannya masih karakter Tangkuban Parahu yang sering terjadi seperti itu," imbuhnya.
Surono juga membandingkan letusan Tangkuban Parahu kali ini dengan erupsi gunung lain.
"Tidak ada yang berubah dari waktu ke waktu (letusan Tangkuban Parahu)," ujar Surono.
"Tidak seperti Merapi tahun 2010 menjadi letusan yang dahsyat dan hebat. Tidak seperti letusan Kelud tahun 2014 yang menutup Pulau Jawa, yang biasanya tidak," sambungnya.
Dia menegaskan tidak ada perubahan karakteristik dari letusan Tangkuban Perahu hari ini jika dibandingkan dengan erupsi gunung-gunung lain.
"Tidak ada perubahan sama sekali. Tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan tentang adanya perubahan," papar Surono.
"(Sejak 2013) telah terjadi letusan freatik," pungkasnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/07/26/190801223/tangkuban-parahu-meletus-surono-sebut-sudah-tidak-normal-sejak-2013