KOMPAS.com – Dalam seminggu terakhir ini, berapa kali Anda telah mengajak si kecil bermain di luar ruangan? Setiap hari, tiga kali atau malah belum pernah sama sekali?
Pada zaman modern ini, permainan bagi anak memang menjadi begitu beragam dan bisa dilakukan di dalam rumah. Namun menurut dr Catharine M Sambo, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang di RS Pondok Indah – Pondok Indah, anak tetap harus diajak bermain di luar ruangan sekitar 30 menit sehari tanpa paksaan.
Hal ini karena anak membutuhkan stimulasi untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, termasuk memaksimalkan perkembangan otaknya bila masih berusia dua tahun atau kurang.
Untuk diketahui, otak anak hampir mencapai ukuran maksimalnya saat dewasa hanya dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Sebelum berumur dua tahun, bertambahnya usia anak akan dibarengi dengan bertambahnya lipatan di otak dan sinaps yang menghubungkan neuron di otak. Sinaps inilah, ujar dr Catharine, yang menjadi letak kecerdasan anak.
Nah, untuk memaksimalkan perkembangan otak anak, stimulan harus diberikan secara bersamaan. Caranya yang paling efektif adalah dengan mengajak anak bermain di luar ruangan, di mana stimulasi suhu, bau, suasana dan visual terjadi secara bersamaan.
“Jadi, (anak) punya pengalaman indrawi yang sebenarnya dengan melihat kucing asli (bukan gambar kucing saja),” ujar dr Catharine.
Selain meningkatkan keahlian mengolah pengalaman indrawi, bermain di luar ruangan juga akan mengasah kemampuan fisik dan gerak anak, memperkaya perbendaharaan katanya, membantu anak menjadi lebih tenang dan positif, serta melatih pemahaman ruang atau spasialnya.
Kemampuan terakhir ini, dijelaskan oleh dr Catharine, adalah ketika anak mampu mengenali arah rumahnya dari dua atau tiga rumah sebelumnya, dan bukan sekadar menghafalkan alamatnya. Pemahaman ruang atau spasial ini hanya bisa dilatih dengan mengajak anak bermain di luar ruangan.
Berikut adalah cara mengajak anak bermain di luar ruangan sesuai usianya:
1. Bayi
Ajak si kecil berkenalan dengan lingkungan sekitar. Caranya dengan mengajaknya bicara, belajar menunjuk, melambai, meraba dan memegang benda. Biarkan anak bergerak di atas alas yang aman. Lalu, jika perlu, bawakan mainan yang biasa dipakainya.
2. Usia dua tahun ke atas
Ajak anak berlajar berjalan, berari, menanjak, turun dan lompat.
Orangtua juga bisa mengasah kreativitasnya dengan bermain pura-pura, misalnya berpura-pura menjadi penjual dan pembeli. Namun, pastikan bahwa yang menentukan peran Anda dan jalannya permainan adalah anak. Ini disebut dengan child-led-play (permainan yang dipimpin oleh anak).
Selain itu, anak juga bisa diajak menggambar benda atau lingkungan yang baru dilihatnya, serta menceritakan kegiatan yang baru saja diikutinya.
3. Usia sekolah
Latih kemampuan anak bekerja sama dengan mengajaknya bermain dalam kelompok. Pada usia ini, anak juga bisa melakukan aktivitas yang lebih rumit, seperti berolahraga atau berlatih seni.
4. Remaja
Remaja pun perlu diajak bermain di luar ruangan. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan aktivitas fisiknya, meningkatkan kemampuan olah raga dan seni serta memperluas kegiatan sosialnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/07/23/190500123/hari-anak-nasional-asah-otak-si-kecil-dengan-main-di-luar-ruangan-setiap-hari