KOMPAS.com - Anak-anak identik dengan mainan. Sering kali, para orang tua baru terlalu bersemangat sampai membanjiri anak mereka dengan mainan dari yang paling sederhana hingga rumit.
Rasanya, dengan mainan kita bisa membahagiakan dan melindungi putra-putri tersayang. Tema perayaan Hari Anak Nasional 2019 pun mengambil tema "Peran Keluarga dalam Perlindungan Anak".
Sering kali, orang tua berusaha melindungi anak agar tak dapat pengaruh negatif dengan memberinya mainan yang bisa dikontrol.
Namun, perkara mainan ini kemudian menuai pertentangan di kalangan orang tua. Beberapa orang tua beranggapan bahwa mainan dapat menstimulai tumbuh kembang anak.
Di sisi lain, banyak juga orang tua yang berasumsi bahwa anak lebih kreatif jika tak punya banyak mainan.
Kedua pendapat itu tidak sepenuhnya salah. Beberapa mainan memang memiliki manfaat untuk menstimulasi tumbuh kembang anak.
Meski begitu, terlalu banyak mainan juga tidak baik bagi putra-putri Anda.
Penelitian Membuktikan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di University of Toledo, Ohio, AS menemukan bahwa terlalu banyak mainan tak bagus buat anak.
Hasil temuan mereka menunjukkan bahwa anak yang memiliki banyak mainan justru tak bisa fokus dan menikmati waktu bermainnya.
Studi tersebut dilakukan dengan mengamati 36 anak balita. Anak-anak tersebut kemudian diundang masuk ke ruang bermain yang berbeda selama satu setengah jam.
Di ruang pertama, anak-anak mendapati 4 maninan saja. Sedangkan di ruang kedua, mereka menemuka 16 mainan.
Uniknya, hasil studi menemukan anak-anak dengan mainan lebih sedikit cenderung lebih kreatif.
Mereka tidak hanya memainkan mainan tersebut sesuai fungsi aslinya, tapi juga memikirkan cara bermain yang lain.
Tak hanya itu, anak-anak di ruang pertama juga lebih menyadari keberadaan orang di sekitar mereka. Mereka bermain dengan anak-anak lain dibanding kelompok anak-anak di ruang kedua.
"Penelitian ini berusaha menentukan apakah jumlah mainan di lingkungan balita mempengaruhi kualitas bermain mereka," kata Dr Carly Dauch, penulis utama temuan ini dikutip dari The Telegraph, Selasa (5/12/2017).
"Semakin banyak jumlah benda, di ruang 16 mainan, tampaknya mengganggu durasi dan kualitas bermain. Keberadaan mainan lain yang ada mungkin telah menciptakan sumber gangguan eksternal," sambungnya.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Infant Behavior and Development tersebut menyebutkan bahwa selama masa perkembangan, balita belum sepenuhnya menguasai dan mengontrol perhatian atau konsentrasi.
Perhatian dan permainan mereka mungkin terganggu oleh faktor-faktor di lingkungan mereka yang menimbulkan gangguan. Dalam hal ini, faktor tersebut adalah jumlah mainan.
"Bila diberi mainan lebih sedikit, balita terlibat dalam permainan yang lebih lama dengan satu mainan, yang memungkinkan fokus mereka menjadi lebih baik untuk mengeksplorasi dan lebih kreatif," tulis laporan tersebut.
Saran Peneliti
Dalam kesimpulan laporan penelitian mereka, para peneliti menyarankan orang tua, sekolah, maupun pengasuh untuk tidak memberikan banyak mainan pada anak.
Para ilmuwan itu menegaskan, hal ini dimaksudkan agar anak-anak menjadi lebih kreatif dan memiliki rentang fokus lebih baik.
Meski demikian jangan langsung membuang mainan yang sudah Anda belikan untuk putra-putri tercinta. Hanya saja, Anda bisa mulai menahan godaan "lapar mata" saat melihat mainan ketika berbelanja.
Perhatikan apakah mainan-mainan itu benar-benar dibutuhkan anak Anda?
Jika godaan membeli mainan anak masih cukup kuat, Anda bisa ingat beberapa penelitian lain mengenai hal ini.
Sedikit Mainan Bikin Anak Gunakan Akalnya
Penelitian yang dilakukan di Jerman pada 1990-an juga menemukan bahwa semakin sedikit mainan membuat anak-anak kian menggunakan akalnya.
Penelitian ini fokus pada anak-anak yang mainannya diambil selama 3 bulan.
Setelah tidak mendapat mainan selama beberapa minggu, anak-anak dapat menyesuaikan diri dan menjadi jauh lebih kreatif dan bersosialisasi.
Temuan ini kemudian dibukukan dengan judul The Nursery Free Toy. Dalam buku tersebut, para peneliti menjelaskan bahwa mainan yang lebih sedikit membantu anak-anak mengembangkan kreativitas dan fokus.
Mereka juga lebih belajar untuk merawat barang-barangnya.
"Bila anak-anak memiliki terlalu banyak mainan, mereka tentu saja akan kurang memperhatikannya. Mereka tidak akan belajar menghargai jika selalu ada pengganti yang siap di tangan," tulis buku tersebut.
"Mainan yang lebih sedikit membuat anak menjadi cukup akal memecahkan masalah hanya dengan bahan yang ada. Dan akal merupakan pemberian yang tak terbatas," imbuhnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/07/23/180000923/hari-anak-nasional--bernarkah-sedikit-mainan-bikin-anak-makin-kreatif-