Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahaya di Balik #AgeChallenge Aplikasi Wajah Tua FaceApp, Bisakah Dihindari?

KOMPAS.com - Sebuah tantangan berjuluk #AgeChallege dari aplikasi FaceApp mendadak menjadi viral sejak beberapa hari lalu. Maksud tantangan tersebut adalah mengubah wajah seseorang menjadi lebih tua.

Meski viral dan diikuti oleh banyak orang, nyatanya #AgeChallenge menyimpan bahaya tersembunyi di baliknya.

Menurut artikel Kompas.com berjudul "Bahaya Tersembunyi di Balik #AgeChallenge Aplikasi "Wajah Tua" FaceApp", aplikasi tersebut ternyata bisa menyebarkan, menyimpan, bahkan menjual foto pengguna untuk tujuan komersial meski foto tersebut telah dihapus.

Ini berarti ada data pribadi pengguna tidak terlindungi dengan baik. Hal semacam ini sebenarnya juga berlaku pada aplikasi dan berbagai tantangan lain di internet.

Sayangnya, banyak orang masih belum peduli mengenai bahaya yang ada di balik berbagai aplikasi yang mereka gunakan. Hal ini juga diungkapkan oleh Executive Director SAFEnet, Damar Juniarto.

"Banyak orang tidak menyadari apa bahayanya dari challenge atau kuis di Facebook atau apps, web, karena memang belum merasakan dampaknya sekarang secara langsung," ungkap Damar saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/07/2019) malam.

"Karena saat melakukannya, rasanya cuma senang saja. Seru karena sedang trending. Gak seru kalo gak ikutan challenge di medsos," sambungnya.

Bahaya yang Besar

Damar mengatakan, banyak orang masih meragukan apakah nantinya informasi yang mereka berikan akan dipakai untuk kejahatan atau bisa mencelakai dirinya atau tidak.

"Menurut saya, problem sebenarnya adalah ketidaktahuan banyak orang bagaimana saat ini ketika kita berbicara mengenai identitas sudah bukan lagi sidik jari, tetapi sudah bergeser ke facial recognition, daftar pertemanan, dan rekam jejak digital yang menggambarkan tingkah laku kita," ujar Damar.

"Challenge FaceApps itu sebenarnya apakah hanya memberi foto kita saat tua? Ternyata kan tidak, ia mampu membaca biometrik wajah dan memberi gambaran masa depan yang menyesuaikan pada wajah yang sekarang," imbuhnya.

Lebih jauh lagi, Damar mengatakan, data-data ini disimpan oleh pembuat apps dan disimpan dalam repositorynya.

"Selain itu, karena saat mengaktifkan apps ini akan diminta akses ke data nomor kontak telepon, folder gambar, dokumen dan lain-lain sebetulnya behavioral, informasi pribadi lain akan ikut disimpan dalam repository tersebut," tegas Damar.

Itu berarti apa pun yang disimpan dalam smartphone kita punya kemungkinan besar diakses oleh pembuat aplikasi.

"Rasanya hampir banyak hal, semisal akses ke e-banking, akses ke email, nomer telepon keluarga, teman, sahabat," tutur Damar.

"Itu semua bila dimiliki oleh orang lain tanpa kita ketahui jelas akan punya risiko," tegasnya.

Damar mengibaratkan bahwa hal-hal tersebut seperti membiarkan rumah terbuka lebar di tengah malam tanpa dikunci. Dengan kata lain, maling bebas keluar masuk sesuka hati untuk "merampok" kita.

Bagaimana Cara Menghindari Bahayanya?

Damar menuturkan bahwa bahaya tersebut masih mungkin untuk dihindari.

"Kuncinya sebetulnya kewaspadaan. Di balik semua yang lagi trending, haruslah tetap buka mata kalau-kalau ada permintaan akses saat menginstal apps atau bermain game," kata Damar.

"Jangan berikan akses ke hal-hal yang sifatnya pribadi dan rahasia yang ada di smartphone kita. Berikan akses hanya yang berkaitan saja untuk kepentingan apps tersebut," tambahnya.

https://sains.kompas.com/read/2019/07/19/101629923/bahaya-di-balik-agechallenge-aplikasi-wajah-tua-faceapp-bisakah-dihindari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke