Sejumlah pihak mengaitkan kejadian gempa dengan terdamparnya ikan, mengatakan bahwa terdamparnya ikan adalah pertanda gempa akan terjadi.
Pakar gempa, pakar ikan, hingga Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BSPL) Denpasar memberi penjelasan pada fenomena ini.
Ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan bahwa gempa dan terdamparnya ikan yang rupanya berjenis lemuru tidak berkaitan.
"Habitat lemuru ada di Selat Bali, kenapa di Banyuwangi tidak ada fenomena serupa? Saya kira ada faktor lain," ujar Wingko kepada Kompas.com, kemarin.
Pakar biologi ikan Dr Agung Budiharjo mengatakan, ikan dan gempa kerap dikaitkan tetapi sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan keterkaitannya.
"Ikan oar banyak dikaitkan dengan gempa Jepang atau anakan sidat dengan gempa Sumatera 2004, tapi sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang mengaitkan keduanya," katanya.
Ikan memang peka terhadap getaran. Namun, perilaku yang berkaitan dengan getaran seismis belum banyak diteliti.
"Kemampuan ikan untuk mendeteksi getaran hanya digunakan sebagai alat komunikasi ikan," kata dosen Program Studi Biologi FMPIA Universitas Sebelas Maret (UNS)
Meneurut Agung, terdamparnya ribuan ikan lemuru lebih terkait pada perubahan musim. Diketahui, migrasi dan reproduksi ikan lemuru tergantung musim.
Ikan lemuru yang tersebar di Bali, Lomdok, dan Banyuwangi memakan plankton. Migrasi dan populasinya akan tergantung pada jumlah stok plankton.
Akhir musim hujan lalu, diprediksi ikan lemuru mengalami lonjakan populasi karena plankton melimpah dan kini ketika makanan itu jumlahnya menurun drastis, lemuru kebingungan mencari makan dan mati terdampar.
"Pada bulan-bulan seperti ini, arah arus laut di Bali dan sekitarnya cenderung mengarah ke Pulau Bali atau ke pantai. Sehingga ikan lemuru tersebut akan terdorong arus menuju pantai di Bali," ungkapnya.
"Karena dinamika populasi ikan tersebut terkait musim, maka tidak tertutup kemungkinan kejadian seperti ini pernah terjadi di waktu sebelumnya atau akan terjadi pada waktu yang akan datang," tutup Agung.
https://sains.kompas.com/read/2019/07/17/074345423/klarifikasi-penjelasan-video-ribuan-ikan-terdampar-sebelum-gempa-bali-m-6