"Ini adalah gerhana Bulan terakhir di 2019, sekaligus gerhana bulan kasatmata terakhir hingga setidaknya dua tahun ke depan," ujar Marufin kepada Kompas.com, Senin (15/7/2019).
Badan Metorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gerhana bulan sebagian kali ini akan dimulai pada Rabu pukul 3.01 WIB dini hari. Sementara puncak gerhana bulan sebagian akan terjadi pada pukul 4.30 WIB dan usai setelah fajar menyingsing, pada pukul 6.00 WIB. Total waktu gerhana bulan sebagian adalah 2 jam 58 menit.
Karena hanya gerhana bulan sebagian, maka bulan tak akan seluruhnya berwarna merah darah. Hanya kurang lebih separuh bagian bulan saja yang akan berubah warna.
Berdasarkan data Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), sepanjang 2020 sebenarnya akan ada 4 gerhana bulan. Sayangnya, keempatnya adalah gerhana bulan penumbra alias tak kasat mata. Jadi, kita tidak akan bisa mengetahui perbedaannya dengan bulan biasa.
"Nyaris tak bisa dibedakan dengan purnama sempurna biasa kecuali oleh pengamat berpengalaman atau dengan menggunakan bantuan kamera DSLR atau teleskop," imbuh Marufin.
Setelah gerhana bulan sebagian kali ini, Gerhana bulan kasat mata setelah Rabu dini hari adalah pada 26 Mei 2021, berupa gerhana matahari total. Saat itu, wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan bisa menyaksikannya. Meski demikian, puncak gerhana terbaik bisa disaksikan di wilayah Sumatera.
Gerhana bulan terjadi saat Bumi, Bulan, dan Matahari terletak di satu garis lurus. Jika ketiganya benar-benar berada dalam satu garis lurus, maka akan terjadi gerhana bulan total. Tetapi jika tidak, akan terjadi gerhana bulan sebagian.
https://sains.kompas.com/read/2019/07/16/073751623/saksikan-gerhana-bulan-kasatmata-terakhir-malam-ini-takkan-terjadi-hingga-2021