Sebagai misi pertama, tentu saja Neil Armstrong, Edwin "Buzz" Aldrin dan Michael Collins meluncur dalam kondisi serba terbatas.
Saat itu para pakar NASA lebih fokus memikirkan bagaimana membawa astronot ke bulan dan memulangkan kembali ke Bumi dalam keadaan selamat. Tak heran, urusan toilet bukan prioritas.
"Buang air besar dan buang air kecil adalah hal yang mengganggu perjalanan ruang angkasa, bahkan sejak penerbangan berawak pertama ke luar angkasa," tulis NASA tentang misi Apollo 11.
Melansir Science Alert Minggu (14/7/2019), Armstrong dan tim terpaksa menggunakan sebuah tas untuk buang air besar. Jangan dibayangkan bagaimana aromanya, yang pasti sangat busuk.
Sementara untuk buang air kecil, mereka menampung di sebuah alat mirip kondom (alat ini dipakai dan diganti setiap hari) yang disambungkan ke tas dengan selang pendek.
Dalam hal ini NASA menceritakan, tumpahan air seni sering terjadi. Beruntung, semua awak dalam misi ini pria.
"Karena tidak ada toilet, kami menerapkan alat yang bisa mengumpulkan kotoran selama penerbangan, yakni dengan tas yang ditempel ke pantat untuk menampung kotoran," tulis NASA.
Alat yang disebut "tas tinja" itu dilengkapi dengan kompartemen untuk kertas toilet dan sarung tangan agar para astronot tetap bersih ketika menempatkan tas di pantat.
Penggunaan alat ini pun sangat rumit dan membutuhkan waktu sampai 45 menit untuk melakukannya.
Kala itu penggunaan tas tinja mungkin adalah sebuah penemuan berharga. Pasalnya, dalam misi Apollo 10 pada Mei 21969, astronot Tom Stafford pernah meminta dibawakan serbet karena ada kotoran mengambang.
"Bawakan aku serbet cepat. Ada tinja mengambang," kata Stafford menurut salah satu transkip NASA.
NASA bersikeras bahwa semua astronot membawa kembali semua feses mereka untuk diperiksa. Jadi setelah para astronot buang air besar, mereka harus mengunci tas tinja dan "mengolahnya" seperti panduan terperinci dalam laporan. Di mana beberapa bakteri penting memungkinkan tinja kembali ke Bumi.
Setelah itu tas tinja digulung dalam ukuran sekecil mungkin untuk digunakan dalam perjalanan lain.
Tak mengherankan, laporan itu mencatat masalah bau yang selalu muncul dalam misi Apollo.
"Secara umum, sistem pengelolaan limbah misi Apollo cukup memuaskan dari sudut pandang teknik. Namun dari sudut pandang pemakai, alat ini sangat buruk," demikian laporan akhir toilet Apollo.
Ketika di bulan, para astronot memakai "popok" luar angkasa untuk menahan kotoran. Ini karena mereka tidak bisa terus menerus menggunakan tas selama berjalan di permukaan bulan.
Untuk menghindari buang air besar atau kecil selama perjalanan ke ruang angkasa di masa lalu, para astronot lebih memilih mengonsumsi obat pencahar sebelum meluncur.
https://sains.kompas.com/read/2019/07/15/190000423/tak-ada-toilet-di-misi-apollo-begini-cara-neil-armstrong-buang-hajat