Planet itu akan mengalami oposisi dengan Bumi, fenomena ketika dua planet mencapai jarak terdekat satu sama lain karena orbit elipsnya.
Senja ini, planet tersebut akan mencapai jarak 1,351 miliar kilometer dari Bumi atau sekitar 10 kali jarak Matahari-Bumi.
Planet bercincin itu akan memiliki magnitudo 0,05. Magnitudo menunjukkan kecerlangan benda langit. Makin kecil magnitudonya, makin terang benda langit dari sudut pandang manusia.
Dengan magnitudo tersebut, meski berjarak jauh, planet terbesar kedua di tata surya itu bisa dilihat dengan mata telanjang.
Tapi jangan berharap terlalu banyak. "Dengan mata telanjang, Saturnus hanya akan terlihat seperti bintang terang," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin.
Jadi, bagi orang awam, menemukan Saturnus bisa jadi sangat membingungkan. Plus, dengan cuaca belakangan, planet tersebut bisa jadi tertutup awan.
Untuk pengamatan lebih baik, Thomas menganjurkan memakai teleskop. "Dengan teleskop, cincin Saturnus bisa terlihat," katanya kepada Kompas.com, Rabu pagi.
Fenomena oposisi Saturnus punya keberulangan sekitar 1 tahun sekali. Meski demikian, jarak dan magnitudonya ketika oposisi bervariasi.
Oposisi dengan jarak terdekat dan magnitudo paling terang dalam 215 tahun terakhir terjadi pada 13 Januari 2005 ketika jarak yang dicapai adalah 1,208 miliar kilometer dan magnitudonya -0,4.
https://sains.kompas.com/read/2019/07/10/061925823/saturnus-mendekati-bumi-masyarakat-indonesia-bisa-lihat-dengan-mata-telanjang