KOMPAS.com – Penuaan adalah sesuatu yang pasti dialami oleh semua orang di dunia. Namun, bagaimana kita menua tidak selalu sama dengan orang lain.
Dalam konferensi pers peluncuran Paviliun Bonaventura oleh RS Atma Jaya di RS Atma Jaya, Jakarta, Selasa (9/7/2019); Dr Rensa, Sp.PD-K.Ger, spesialis geriatri di RS Atma Jaya menjelaskan konsep penuaan yang berkualitas.
Dalam konsep ini, ada tiga komponen penting, yaitu terbebas dari penyakit atau kecacatan, memiliki fungsi kognitif dan fisik yang baik dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara bermakna.
“Jadi, kalau bisa (saat tua) enggak ada penyakit. Kalau ada penyakit, tidak ada disabilitas dan fungsinya masih baik,” ujarnya.
Rensa berkata bahwa penuaan yang berkualitas harus dijadikan target oleh semua orang.
Sayangnya, potret lansia di Indonesia saat ini masih belum sesuai dengan konsep penuaan yang berkualitas.
Data dari Statistik Penduduk Lanjut Usia oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017 menunjukkan bahwa angka kesakitan lansia masih pada 26,72 persen atau terdapat sekitar 27 lansia yang sakit setiap 100 lansia.
“Sebesar 7,68 persen lansia pernah rawat inap dalam setahun terakhir. (Lalu), presentase lansia yang sakit lebih dari tiga minggu cukup besar, yakni sekitar 14 persen,” ujar Rensa.
Menurut catatan rawat inap RS Atma Jaya selama setahun terakhir, penyakit yang sering kali dialami lansia meliputi hipertensi, diabetes melitus (DM), tuberkulosis, pneumonia dan penyakit jantung koroner.
Padahal, hipertensi meningkatkan risiko stroke dan demensia, sedangkan 40 persen pasien DM mengalami penurunan fungsi kognitif.
Melihat rumitnya permasalahan kesehatan yang dialami karakter khusus lansia, seperti gejala klinis yang tidak khas dan perubahan status fungsional, diperlukan cara dan pendekatan khusus bagi pasien lansia dan geriatri.
“Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) merupakan suatu prosedur untuk mengevaluasi pasien geriatri secara multidimensi, dengan mengurai semua masalah pasien, menemu kenali semua aset pasien, mengidentifikasi jenis pelayanan yang dibutuhkan dan mengembangkan rencana asuhan secara terkoordinasi,” ujar Rensa.
Melalui P3G yang salah satu komponen pentingnya adalah penilaian fungsi kognitif, pasien diharapkan dapat mencapai derajat kesehatan optimal, serta memiliki kemampuan fungsional tertinggi.
Sementara itu, pasien sendiri dapat meningkatkan kemungkinannya untuk dapat mengalami penuaan yang berkualitas dengan melaksanakan upaya promotif dan preventif CERDIK sejak dini.
CERDIK merupakan kepanjangan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stres.
https://sains.kompas.com/read/2019/07/09/190700023/mengenal-konsep-penuaan-yang-berkualitas-dan-cara-mencapainya