KOMPAS.com - Perjalanan ke luar angkasa menjadi sebuah tantangan berat. Selama ini asumsi para ahli menyebut jika perjalanan tersebut akan meningkatkan paparan radiasi yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit jantung pada manusia.
Namun ada kabar baik dari sebuah studi baru: paparan radiasi luar angkasa ternyata tidak meningkatkan risiko terkena kanker ataupun penyakit jantung.
Peneliti dari Mortality Research & Consulting, Inc., di California melakukan studi baru dengan menganalisis 418 orang yang pernah melakukan perjalanan ke luar angkasa mulai dari tahun 1959 hingga Juli 2018. Dalam rentang waktu tersebut, 89 peserta meninggal yang terdiri dari 53 astronot dan 36 kosmonot.
Peserta meninggal karena berbagai sebab, tetapi peneliti hanya tertarik pada dua penyebab kematian tertentu: kanker dan penyakit kardiovaskular. Sebab kondisi tersebut dikaitkan dengan paparan radiasi.
Hasilnya, di antara para astronot, 30 persen meninggal karena kanker dan kurang dari 15 persen meninggal karena penyakit jantung. Sedangkan pada kosmonot, 50 persen meninggal karena penyakit jantung 28 persen karena kanker.
Peneliti lantas menggunakan teknik statistik khusus untuk menentukan apakah kematian akibat kanker dan penyakit jantung kemungkinan disebabkan oleh radiasi luar angkasa. Tetapi hasilnya tidak menunjukkan hal tersebut.
"Jika radiasi berdampak pada risiko kematian akibat kanker dan penyakit kardiovaskular, efeknya tidak dramatis," papar Robert Reynolds, peneliti utama studi ini.
Namun, penelitian ini pun memiliki kekurangan karena tidak dapat menentukan apakah misi luar angkasa dalam waktu yang lama akan menimbulkan risiko yang berbeda.
Meski begitu penelitian baru ini tentunya menjadi kabar menggembirakan bagi para astronot yang hanya berkelana di orbit Bumi saja. Tetapi jika keinginan untuk menjelajah lebih jauh, tentu membutuhkan solusi lebih.
"Penting untuk dicatat bahwa misi di masa depan untuk mengekplorasi luar angkasa akan memberikan dosis radiasi yang jauh lebih besar. Kemungkinan akan mengarah pada risiko yang berbeda pula untuk astronot dan kosmonot," tambah Reynolds.
Ia pun menambahkan, studi di masa depan harus terus mengawasi astronot atas potensi bahaya dari paparan radiasi luar angkasa. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports.
https://sains.kompas.com/read/2019/07/06/210000723/luar-angkasa-memang-radiasinya-tinggi-tetapi-manusia-belum-tentu-kena-kanker