Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Begini Rupa Gunung Berapi Erupsi dari Kacamata Astronot ISS

Ketika gunung api di pulau tak berpenghuni Raikoke erupsi Sabtu lalu (22/6/2019), para astronot yang ada di stasiun luar angkasa Internasional (ISS) ikut menyaksikan fenomena ini.

Dari ketinggian sekitar 408 kilometer di atas puncak, para astronot ikut mengamati bagaimana gunung Raikoke bergeliat.

Raikoke merupakan pulau vulkanik terpencil dan tak berpenghuni yang berada di dekat pusat rantai Kepulauan Kuril di Laut Okhotsk, barat laut Samudra Pasifik. Pulau ini membentang sepanjang 800 kilometer dari Jepang utara sampai Rusia timur laut.

Dalam kacamata para astronot di ISS, erupsi gunung Raikoke seperti badai besar, kemudian muncul awan jamur mekar di atas puncak gunung berapi, tempat abu terlontar ke langit.

Gumpalan abu dan gas vulkanik mungkin terlontar ke angkasa lebih dari 15 kilometer.

Selain itu, suhu aliran lahar letusan gunung berapi ini diperkirakan mencapai 1.100 derajat Celsius. Bila partikel debu vulkanik ini mengenai mesin pesawat terbang komersial, sangat mungkin mesin bakal rusak dan membahayakan pesawat.

Beruntung, Raikoke merupakan pulau tak berpenghuni sehingga tidak mengancam keselamatan manusia maupun mengganggu jalur moda transportasi udara.

Karena gunung Raikoke berada di pulau terpencil tak berpenghuni, erupsinya tidak membahayakan manusia. Namun, gumpalan abu dan gas vulkanik yang membumbung ke angkasa tetap dapat disaksikan oleh para astronot.

Lantas seperti apa wujud letusan gunung berapi dari luar angkasa?

Menurut para astronot seperti dilansir Science Alert, Kamis (27/6/2019), pertama kali yang dilihat saat gunung api meletus adalah gerakan landasan berwarna seperti pasir.

Matahari berwarna oranye menghilang, kemudian muncul suara gemuruh. Gas-gas di atmosfer kemudian berubah warna menjadi keunguan. Sejumlah angin puyuh dan puting beliung mungkin juga muncul.

"Sungguh gambar yang spektakuler," ujar Simon Carn, seorang ahli vulkanologi di Michigan Tech, mengatakan dalam pernyataan NASA.

"Cincin awan putih di dasar kolom mungkin merupakan tanda udara ambien yang ditarik ke dalam kolom dan kondensasi uap air. Atau itu bisa berupa wedus gembel yang naik dari interaksi antara magma dan air laut karena Raikoke adalah kecil pulau dan arus kemungkinan memasuki air," imbuh dia.

Letusan gunung Raikoke Sabtu lalu adalah yang pertama sejak 1924. Sebelum itu, letusan dahsyat terjadi pada 1778.

https://sains.kompas.com/read/2019/06/27/170400723/begini-rupa-gunung-berapi-erupsi-dari-kacamata-astronot-iss

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke