Peningkatan gelombang tinggi disebabkan oleh pola sirkulasi angin di Samudra Hindia barat Kep. Nias, Perairan utara Singkawang dan Samudra Pasifik utara Papua.
"Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Selatan ke Barat dengan kecepatan 4 samopai 25 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur ke Tenggara dengan kecepatan 4 sampai 25 knot," tulis BMKG dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (26/6/2019).
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Selatan Banten, Laut Sawu, Perairan P. Sawu hingga P. Rotte, Selat Makassar bagian selatan, Laut Banda timur Sulawesi Tenggara, Laut Arafuru bagian timur, dan Laut Halmahera.
"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," tegas BMKG.
Gelombang tinggi 1,25 sampai 2,5 meter
BMKG memantau, dalam tiga hari ini beberapa perairan di Indonesia akan mengalami gelombang dengan ketinggian 1,25 sampai 2,5 meter. Perairan tersebut antara lain:
Selat Malaka bagian utara, Perairan Timur P. Simeulue Hingga Kep. Mentawai, Selat Sumba bagian timur dan Selat Ombai, Perairan Kep. Anambas – Natuna dan Laut Natuna, Perairan Utara Pangkalpinang, Perairan Timur Kep. Bintan hingga Lingga, Selat Karimata dan Selat Gelasa, Laut Jawa, Perairan Utara Jawa Timur hingga Kep. Kangean, Perairan Selatan Kalimantan, Perairan Kotabaru, Laut Sumbawa dan Laut Bali, Selat Makassar bagian tengah hingga Selatan, Perairan Kep. Selayar – Sabalana, Teluk Bone bagian selatan dan Teluk Tolo, Perairan Kep. Baubau – Wakatobi, Perairan Manui – Kendari, dan Perairan Selatan Kep. Banggai – Sula.
Kemudian Laut Flores dan Laut Seram, Perairan Selatan Ambon, Laut Banda bagian utara dan selatan, Perairan Kep. Sermata Hingga Tanimbar, Perairan Kep. Kei hingga Aru, Laut Arafuru, Perairan Fakfak – Kaimana, Perairan Amamapere – Agats, Perairan Kep. Sangihe – Talaud, Perairan Timur Bitung, Perairan Selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku dan Laut Halmahera, Perairan Kep. Halmahera, Perairan Raja Ampat – Sorong, serta Samudera Pasifik Utara Halmahera Hingga Papua berpeluang terjadi gelombang tinggi dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter.
Gelombang tinggi 2,5 sampai 4 meter
Selain itu beberapa wilayah lain di Indonesia juga berpotensi mengalami gelombang tinggi mencapai 2,5 hingga 4 meter.
Wilayah perairan tersebut antara lain Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh Hingga Kep. Nias, Samudera Hindia barat Aceh, Perairan Selatan P. Sumba - P. Sawu – P. Rotte, Selat Sumba bagian barat, Selat Sumba bagian barat, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, Laut Timor Selatan NTT, serta Samudera Hindia selatan NTT.
Gelombang setinggi 4 sampai 6 meter
Tidak hanya itu, beberapa wilayah perairan Indonesia lainnya juga mengalami gelombang yang lebih tinggi dengan kisaran antara 4 hingga 6 meter.
Antara lain Perairan Barat Kep. Mentawai, Perairan Bengkulu - P. Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudrea Hindia Barat Kep. Nias hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Jawa hingga Sumbawa, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, dan juga Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTB.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
"Untuk itu, BMKG selalu mengimbau kepada masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di pesisir terutama nelayan yang menggunakan moda tranportasi perahu untuk selalu waspada," ujar BMKG.
Perahu nelayan diharapkan melaku dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter, kapal tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter.
Sementara untuk kapal ferry diimbau melaju dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter, terakhir untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar dengan kecepatan angin lebih dari 12 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter.
https://sains.kompas.com/read/2019/06/26/183200823/waspada-gelombang-setinggi-6-meter-sambangi-lampung-hingga-lombok