KOMPAS.com – Selama ini, sebagian besar orang mengenal Saturnus sebagai planet yang memiliki ciri khas unik, yaitu keberadaan cincin raksasa di sekitar planet tersebut. Cincin Saturnus memang berukuran paling besar dibanding planet lainnya dan relatif mudah untuk diamati.
Namun, Saturnus bukanlah satu-satunya planet yang memiliki cincin.
Salah satu planet lain yang memiliki cincin adalah Uranus. Planet terluar pada tata surya ini memiliki cincin tipis yang tak kasat mata dan sulit untuk diamati, kecuali dengan teloskop raksasa.
Kondisi ini mengakibatkan cincin Uranus baru ditemukan di tahun 1977. Namun, terdapat cara lain untuk menyaksikan cincin Uranus, yakni dengan menggunakan thermal image, atau gambar yang menunjukkan distribusi panas suatu objek.
Melalui thermal image yang diambil dari Atacama Large Milimeter Array (ALMA) dan Very Large Telescope (VLT), astronom dari Unversity of California – Berkeley sanggup mengamati bentuk serta mengukur suhu cincin Uranus tersebut.
Hasilnya, diketahui bahwa Uranus memiliki beberapa cincin yang berbeda, yang diperkirakan memiliki suhu sekitar 77 derajat Kelvin atau setara dengan suhu -196,15 derajat Celsius.
Hal ini tidaklah mengejutkan, mengingat posisi Uranus yang terletak di bagian terluar tata surya, jauh dari paparan cahaya Matahari.
Pengamatan ini juga menunjukkan bahwa cincin Uranus paling terang dan padat, yang dikenal dengan nama cincin epsilon, berbeda dari cincin milik planet lain.
“Cincin Saturnus tersusun atas cincin es yang lebar dan terang, serta terdiri dari berbagai ukuran partikel, mulai dari debu mikron di D ring paling dalam hingga batuan berukuran puluhan meter di cincin utama,” jelas Imke de Pater, profesor astronomi University of California – Berkeley, dilansir dari Science Daily.
“Sedangkan cincin utama Uranus yang paling terang, cincin epsilon, hanya disusun oleh batu berukuran bola golf saja,” lanjutnya.
Sebagai perbandingan, cincin Jupiter terdiri dari debu partikel berukuran mikron (seperseribu milimeter) saja, sedangkan cincin Neptunus terdiri dari partikel berukuran debu.
Cincin epsilon ini berbeda dengan cincin Uranus lain, yang tersusun dari berbagai ukuran partikel seperti pada Saturnus.
“Selama ini kita tahu bahwa cincin epsilon memang aneh karena tidak ada partikel kecil di dalamnya, seolah ada yang menyapu bersih debu keluar darinya. Ini adalah langkah awal untuk memahami komposisi dan sumber partikel penyusun cincin, apakah sama atau berbeda,” papar Edward Molter, peneliti yang juga terlibat dalam studi ini.
“Cincin Uranus memiliki komposisi yang berbeda dari cincin utama Saturnus, khususnya dari aspek optik. Cincin Uranus sangat gelap, seperti arang. Cincin ini juga sangat sempit, yakni hanya 20-100 km, dibandingkan dengan cincin Saturnus yang memiliki lebar hingga ribuan km,” terang Molter.
Cincin planet dapat terbentuk saat partikel pecahan asteroid, atau sisa tabrakan satelit tertangkap dan terjebak oleh gaya gravitasi planet.
Hingga saat ini, telah tercatat dan teramati bahwa Uranus memiliki 13 cincin yang mengitari planet tersebut, dilengkapi dengan beberapa pita debu diantara celah antar cincin.
https://sains.kompas.com/read/2019/06/25/190700423/gambar-thermal-ungkap-wujud-cincin-planet-uranus-yang-tak-kasat-mata