Zat aditif, atau bahan tambahan pangan, merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk tujuan tertentu. Misalnya untuk meningkatkan cita rasa, warna dan tekstur makanan, atau membuatnya lebih tahan lama.
Namun, konsumsi makanan mengandung zat aditif secara berlebihan nyatanya justru menimbulkan efek negatif bagi kesehatan.
Hubungan antara zat aditif dengan perilaku malas olahraga
Zat aditif mengandung sejenis bahan kimia yang disebut fosfat anorganik. Fosfat sebenarnya terdapat secara alami dalam produk susu, ikan, dan daging.
Namun, produk makanan yang telah ditambahkan fosfat, kandungannya menjadi lebih tinggi.
Bahan ini bahkan terdapat pada 40-70 persen produk makanan dan minuman yang sering dikonsumsi, terutama dalam makanan olahan.
Produk tinggi fosfat antara lain roti dan kue, makanan kalengan, makanan beku, minuman bersoda, serta daging kemasan.
Penggunaan zat aditif mengandung fosfat bertujuan untuk memperpanjang masa penyimpanan makanan dan meningkatkan cita rasanya.
Selama dikonsumsi dalam jumlah wajar, tubuh Anda dapat membuang kelebihan fosfat melalui urine. Akan tetapi, konsumsi fosfat dalam zat aditif yang berlebihan justru berdampak buruk bagi kebugaran.
Sejumlah penelitian menemukan bahwa fosfat dalam zat aditif dapat menurunkan tingkat aktivitas fisik yang ditandai dengan perilaku malas olahraga.
Pada penelitian dengan hewan, kelompok tikus yang mendapatkan asupan fosfat 3 kali lebih banyak mengalami penurunan aktivitas fisik dan pembakaran lemak.
Tikus yang mendapatkan asupan fosfat juga tidak mampu menggunakan oksigen secara efektif.
Penelitian dengan manusia juga menunjukkan hasil serupa. Orang yang mengonsumsi lebih banyak zat aditif mengandung fosfat cenderung menjalani gaya hidup sedentari (banyak diam dan malas bergerak) serta tidak banyak menghabiskan waktu untuk olahraga.
Meski begitu, tidak diketahui secara pasti mengapa fosfat yang tinggi bisa menyebabkan kecenderungan malas berolahraga atau melakukan aktivitas fisik.
Cara menghindari dampak buruk zat aditif
Batas aman asupan fosfat dalam sehari adalah 700 miligram, tapi faktanya masih banyak orang yang mengonsumsi fosfat dalam jumlah 3-4 kali lipat lebih banyak dari seharusnya.
Perilaku malas olahraga bukanlah satu-satunya dampak yang diakibatkan oleh fosfat pada zat aditif.
Kurangnya aktivitas fisik, lama-kelamaan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, terutama pada jantung dan sistem peredaran darah.
Selain itu, fosfat juga mengandung fosfor. Tubuh memang akan membuang kelebihan fosfor melalui urine yang diproduksi ginjal. Namun, asupan fosfor berlebih dapat memberatkan kerja ginjal sehingga risiko gangguan ginjal menjadi lebih besar.
Cara paling mudah menghindari dampak buruk fosfat pada zat aditif adalah dengan mengonsumsi makanan alami dan melawan rasa malas untuk olahraga.
Jangan biarkan rasa malas berolahraga terus tumbuh dan menjadi hambatan untuk hidup sehat.
Mulailah aktif bergerak dengan melakukan olahraga ringan, seperti berlari, bersepeda, berenang, dan sebagainya. Jadikan olahraga ini sebagai rutinitas sebelum beralih ke jenis olahraga yang lebih berat.
Batasi pula konsumsi produk makanan dan minuman olahan, kemasan, serta kalengan. Kandungan fosfat dalam zat aditif belum tentu tertera pada label kemasan makanan maupun minuman. Jadi, Anda harus bijak dalam mengonsumsi produk-produk ini.
https://sains.kompas.com/read/2019/06/24/183200123/penyedap-rasa-dan-pengawet-makanan-bikin-malas-olahraga-kok-bisa-