Episenter gempa pagi ini terletak pada koordinat 2,67 LS dan 138,76 BT tepatnya di darat pada jarak 85 km arah tenggara Kota Burmeso, Kabupaten Memberamo Raya, Propinsi Papua pada kedalaman 10 km.
"Berdasarkan lokasi episenter, kedalaman, dan mekanisme sumber gempa yang berupa kombinasi sesar dengan pergerakan naik dan mendatar (oblique thrust), maka gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang diduga kuat akibat aktivitas Sesar Anjak Mamberamo (Mamberamo thrust)," ujar Daryono selaku Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG melalui keterangan resmi kepada Kompas.com.
Dampak gempa ini menimbulkan guncangan cukup kuat, peta shakemap BMKG menunjukkan di zona pusat gempa dan sekitarnya diestimasi mengalami guncangan dalam skala intensitas hingga mencapai skala V-VI MMI.
"Gempa dengan intensitas sebesar ini sudah berpotensi merusak," imbuh Daryono.
Laporan sementara yang sudah masuk ke BMKG menunjukkan, gempa dirasakan di Sarmi dalam skala intensitas III-IV MMI, Jayapura II-III MMI di Jayapura, dan Wamena II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
Sampai dengan pukul 09.30 WIB hasil monitoring BMKG telah terjadi 9 kali gempa susulan di Mamberamo dengan kekuatan yang fluktuatif, yaitu M 4.7, M 5.1, M 4.4, M 3.7, M 3.5, M 4.6, M 3.8, M 4.4, dan M 4.5.
"BMKG akan terus memantau aktivitas gempa susulan dan dampaknya, untuk segera diinformasikan kepada masyarakat," pungkas dia.
Gempa di Laut Banda M 7,4
Selain di Mamberamo, gempa berkekuatan M 7,7 juga mengguncang Laut Banda sekitar pukul 9.53 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M=7,7 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=7,4. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,44 LS dan 129,17 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 289 km arah barat laut Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Propinsi Maluku pada kedalaman 220 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat aktivitas subduksi Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Laut Banda ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan geser (strike-slip fault)," ujar Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG.
Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Saumlaki V MMI, Tual III-IV MMI, Subawa dan Sorong III MMI, Dobo, Alor, Fak-Fak dan Kupang II-III MMI, Manokwari, Bima, Dompu, Banda, Waingapu, Ambon, Bula, Nabire, Merauke, Denpasar, dan Puncak Jaya II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami
Hingga pukul 10.13 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
https://sains.kompas.com/read/2019/06/24/103207823/pagi-ini-mamberamo-papua-dan-laut-banda-diguncang-gempa-kuat