Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rela Mati Demi Kawanan, Kutu Daun Berkorban Untuk Benahi Sarang

KOMPAS.com – Memperbaiki dan membenahi rumah tentu bukanlah hal yang mudah dan dapat menguras tenaga kita.

Hal tersebut tidak hanya berlaku pada manusia saja, namun juga pada seluruh hewan yang memiliki sarang.

Namun, mungkin perilaku perawatan dan perbaikan sarang yang paling ekstrem dimiliki oleh kutu daun Jepang, karena hewan ini sanggup mengorbankan dirinya demi melakukan tugas tersebut.

Kutu daun Jepang (Nipponaphis monzeni) adalah kutu daun yang dapat dijumpai di kawasan Asia Timur. Hewan ini membentuk sarang dengan cara melukai kulit pohon, terutama pohon winter hazel.

Luka tersebut akan menginduksi pembentukan tonjolan luka (gall) yang kemudian dapat dihuni oleh ratusan hingga ribuan kutu daun secara bersamaan. Meski demikian, sarang juga dapat mendapat gangguan dari berbagai predator, salah satunya adalah ulat.

Saat sarang diserang, beberapa kutu daun memiliki tugas dan peranannya masing-masing.

Beberapa kutu akan mengerumuni dan menyerang predator lewat gigitan. Sebagian lain berperan untuk menambal lubang pada sarang yang dihasilkan oleh serangan predator tersebut.

Perbaikan sarang ini dilakukan dengan cara yang unik, di mana kutu daun akan mengeluarkan cairan putih yang mirip lem dari tubuh mereka sendiri dalam jumlah banyak. Cairan ini bersifat sangat lengket dan dapat merekatkan celah pada sarang dengan cepat.

Produksi cairan ini bahkan dapat mengancam nyawa kutu daun itu sendiri. Selain menghabiskan sekitar sepertiga dari bobot tubuhnya, cairan lengket ini juga mudah mengering sehingga dapat menjebak kutu di dalamnya karena kesulitan melepasan diri.

“Kutu daun penjaga ini memang akan mati, cepat atau lambat,” ungkap Takema Fukatsu, peneliti dari National Institute of Advanced Industrial Science and Technology, Tsukuba, Jepang, seperti dilansir dari Science News for Students.

Dalam tubuh kutu daun, cairan ini diproduksi dalam jumlah sedikit dan dijaga kondisinya agar tidak berinteraksi dengan organ internalnya oleh suatu enzim khusus.

Saat terjadi serangan, maka kutu daun akan menerima signal penanda untuk mengeluarkan cairan tersebut. Saat dilepaskan keluar tubuh, cairan akan berinteraksi dengan pecahan sel dan cairan hemolimfa dari tubuh kutu daun, sehingga bereaksi membentuk lem kuat yang dapat mengering dengan cepat.

Dengan menggunakan kaki dan mulutnya, kutu lain akan mengarahkan lem agar dapat merata menutupi celah pada sarang. Proses ini dapat mengorbankan belasan hingga puluhan kutu daun, untuk mengurangi kerusakan sarang dan korban yang lebih banyak.

https://sains.kompas.com/read/2019/06/23/180200423/rela-mati-demi-kawanan-kutu-daun-berkorban-untuk-benahi-sarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke