KOMPAS.com - Semangat "go green" atau kembali pada kegiatan ramah lingkungan makin marak dilakukan. Salah satu yang paling mendapat perhatian dunia adalah penggunaan bahan bakar mesin yang ramah lingkungan.
Ternyata, semangat ini tidak hanya dilakukan pada kegiatan berkendara sehari-hari. Badan Antariksa AS (NASA) juga mengadopsi semangat menggunakan bahan bakar ramah lingkungan untuk membawa para astronot ke angkasa.
Untuk itu, NASA sedang berencana menguji coba alternatif bahan bakar "hijau" ke luar angkasa pertama kalinya.
Uji coba ini dinamai Misi Infus Propelan Hijau NASA (GPIM). Misi ini akan diluncurkan dengan roket Falcon Heavy milik SpaceX pada 24 Juni mendatang.
GPIM sendiri adalah pesawat ruang angkasa kecil berbentuk kotak yang akan ditenagai oleh teknologi "hijau". Dengan pesawat antariksa ini, NASA menguji propelan rendah toksisitas di luar angkasa.
Propelan sendiri adalah bahan bakar yang digunakan untuk memberi tenaga pada pesawat ruang angkasa. Propelan hijau yang akan diuji coba merupakan campuran bahan bakar / pengoksidasi hidroksil amonium nitrat yang disebut AF-M315E.
Bahan tersebut akan berfungsi sebagai alternatif untuk hidrazin, senyawa yang sangat beracun yang digunakan dalam bahan bakar roket untuk menggerakkan satelit dan pesawat ruang angkasa.
"Sangat penting bahwa kami mengembangkan teknologi yang meningkatkan perlindungan bagi bagian peluncuran dan lingkungan, dan yang berpotensi mengurangi biaya," ungkap Steve Jurczyk, associate administrator Direktorat Misi Teknologi Antariksa NASA dikutip dari Space.com, Minggu (16/06/2019).
Uji coba ini akan menandai langkah lain NASA untuk menyediakan bahan bakar alternatif yang berkelanjutan dan efisien untuk perjalanan antariksa.
Sebagai informasi, saat ini, sebagian besar pesawat ruang angkasa menggunakan hidrazin. Tetapi, bahan bakar baru NASA ini akan memberi alternatif baru.
Bahkan, propelan hijau itu diklaim hampir 50 persen lebih efisien dari hidrazin. Itu berarti, menjanjikan misi yang lebih lama yang menggunakan lebih sedikit propelan.
Tak sampai di situ, bahan bakar ini juga memiliki kepadatan yang lebih tinggi. Artinya, bahan tersebut dapat disimpan di ruang yang lebih sempit dan memiliki titik beku yang lebih rendah.
Dengan begitu, menurut NASA, bahan tersebut membutuhkan lebih sedikit daya pesawat ruang angkasa untuk mempertahankan suhunya.
Kabar terbaiknya, jika dibandingkan dengan hidrazin, bahan bakarnya jauh lebih aman bagi manusia.
"Ini sangat aman, dan kami pikir itu dapat dimuat di universitas atau lingkungan lain di mana Anda biasanya tidak melakukan operasi pemuatan propelan," ujar Dayna Ise, eksekutif program misi demonstrasi teknologi di Direktorat Misi Teknologi Antariksa NASA.
"Oh, dan Anda dapat mengirimkannya melalui FedEx, sehingga cukup aman untuk di-FedExed di seluruh negeri," tegasnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/06/17/170000423/nasa-bersiap-uji-coba-bahan-bakar-roket-ramah-lingkungan