Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengunyah Bawang Putih Kok Bikin Bau Mulut?

KOMPAS.com – Bawang putih merupakan salah satu bahan bumbu inti dari berbagai menu kuliner Indonesia, baik itu berupa makanan berkuah, osengan, tumis, bahkan gorengan.

Sayangnya, ketika tak sengaja terkunyah, bawang putih menghasilkan bau di mulut yang cukup khas.

Rasa dan aroma yang khas dari bawang putih ini ditimbulkan oleh senyawa kimia yang dikandungnya. Bahan ini pulalah yang mengakibatkan rasa sedap saat kita mencampurkan bawang putih dalam makanan.

Namun, di sisi lain, konsumsi bawang putih juga dapat mengakibatkan bau mulut setelah kita memakannya. Bau ini dapat menempel lama dan sulit untuk dihilangkan, sehingga membuat kita dan lawan bicara menjadi risih untuk memulai percakapan.

Mengapa demikian?

Ternyata, senyawa yang membuat bawang putih terasa gurih dan enak juga menyebabkan bau yang tidak sedap setelah mengonsumsinya.

“Memotong bawang putih akan melepaskan berbagai senyawa kimia yang dikenal sebagai sulfida,” ujar Sheryl Barringer, peneliti sains dan teknologi pangan dari Ohio State University, seperti dilansir dari Live Science, Sabtu (25/5/2019).

Molekul ini bersifat volatil (mudah menguap) dan bertanggung jawab atas aroma tajam khas yang dihasilkan bawang putih.

“Saat kita memasak bawang putih, molekul sulfida akan tersebar di udara dan memenuhi seisi ruangan dengan aromanya. Lalu, saat kita memasukkannya ke mulut, maka molekul tersebut akan hinggap ke hidung, sehingga kita menyukai aroma tersebut,” papar Barringer.

Aroma ini juga diasosiasikan dengan manfaat yang diberikan bawang putih bagi kesehatan kita.

Menurut Wilfredo Colon, ahli kimia dari Rensselaer Polytechnic Institute, New York, telah banyak studi yang membuktikan bahwa senyawa sulfida pada bawang putih dapat membantu menurunkan tekanan darah serta memiliki efek antimikrobial.

Manfaat ini dapat mendorong kita agar menyukai bawang putih secara tidak sadar.

Namun, senyawa yang sama juga dapat menimbulkan bau mulut. Barringer menjelaskan bahwa bau ini ditimbulkan saat makanan yang mengandung bawang putih mencapai lambung.

Di lambung, asam lambung dan enzim lainnya akan memecah dan mencerna bawang putih lebih lanjut, sehingga memicu pelepasan sulfida serta senyawa lain.

Sebagian besar senyawa ini akan dilanjutkan ke usus untuk pencernaan lebih lanjut, tapi molekul kecil yang disebut allyl methyl sulfide (AMS) dapat menembus dinding lambung dan mengalir bersama aliran darah.

Molekul AMS dapat mengalir mengikuti sirkulasi darah, hingga mencapai paru-paru, sehingga saat kita menghembuskan napas, molekul AMS tersebut akan ikut dikeluarkan bersamaan dengan karbon dioksida.

Hal inilah yang mengakibatkan bau tak sedap pasca memakan bawang putih.

Efek ini dapat berlangsung lama, bahkan seharian. Namun, terdapat beberapa cara untuk mengurangi bau tidak sedap ini.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Journal of Food Science, Barringer beserta koleganya, Rita Mirondo melaporkan bahwa bau tak sedap ini dapat dikurangi dengna konsumsi apel, mint, atau selada, yang dapat menekan konsentrasi AMS pada napas.

Makanan ini mengandung senyawa fenolik, yang dapat mengikat molekul sulfida seperti AMS sehingga membuatnya tidak dapat menembus dinding lambung menuju paru-paru.

Meski demikian, Barringer menyarankan untuk menerima bau tersebut sebagai fenomena unik.

“Aroma tersebut tidak berarti tak sedap, hanya saja di luar konteks. Cobalah membayangkan aroma tersebut sebagai pengingat rasa sedap dari makanan yang telah kita konsumsi,” pungkasnya.

https://sains.kompas.com/read/2019/06/11/170000223/mengunyah-bawang-putih-kok-bikin-bau-mulut-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke