Meski demikian, sebagian besar orang dewasa hanya menggosok gigi satu kali setiap harinya, dan seringkali luput untuk menggosok gigi sebelum tidur di malam hari.
Namun, temuan terbaru kali ini agaknya dapat mendorong kita untuk lebih rajin menggosok gigi. Pasalnya, para ilmuwan menemukan kebiasaan gosok gigi dapat mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti penyakit alzheimer.
Melalui studi yang dipublikasikan di jurnal Science Advances, para peneliti menemukan bukti bahwa radang gusi (gingivitis) memiliki hubungan dengan penyakit Alzheimer.
Temuan ini dibuktikan lewat keberadaan bakteri Porphyromonas gingivalis, yang merupakan penyebab utama radang gusi dan gigi alias periodontitis, pada sel otak penderita penyakit Alzheimer.
"Kita menemukan bukti berbasis DNA yang menunjukkan bakteri penyebab gingivitis dapat berpindah dari mulut ke otak," ungkap Piotr Mydel, peneliti dari Broegelmanns Research Laboratory, Department of Clinical Science, University of Bergen, dilansir dari Science Daily, Senin (3/6/2019).
Bakteri ini dapat memproduksi enzim protease yang disebut gingipains.
Enzim gingipains bersifat toksik karena dapat menyerang protein tau yang berperan penting untuk menjaga fungsi otak dan sel saraf lain secara normal. Infeksi bakteri ini dapat menghancurkan sel saraf, hingga berujung pada kerusakan memori dan Alzheimer.
Meski demikian, Mydel menerangkan bahwa bakteri ini bukanlah penyebab tunggal penyakit Alzheimer, meski keberadaannya dapat meningkatkan risiko secara signifikan.
Kabar baiknya, keberadaan dan penyebaran bakteri Porphyromonas gingivalis ini dapat dicegah dengan perawatan kebersihan mulut, terutama gusi dan gigi, secara teratur dan konsisten.
"Gosok gigi dan gunakan dental floss. Jika Anda punya gejala gingivitis serta riwayat Alzheimer pada keluarga anda, maka berkunjunglah ke dokter gigi secara teratur dan pastikan gigi anda dibersihkan dengan benar," tambah Mydel.
Lewat temuan ini, para peneliti juga mengembangkan obat yang dapat menghambat penyebaran gingipains, enzim yang diproduksi oleh bakteri.
Obat ini diharapkan mampu menjadi solusi potensial bagi penanganan infeksi Porphyromonas gingivalis di jaringan otal serta melawan efek neurodegeneratif dari penyakit Alzheimer.
"Kami telah berhasil mengembangkan obat yang menghalangi enzim berbahaya dari bakteri, sehingga menunda perkembangan penyakit Alzheimer. Kami berencana menguji kemampuan obat tersebut di tahun ini," tutupnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/06/11/124844123/selain-bersihkan-area-mulut-gosok-gigi-bisa-turunkan-risiko-alzheimer