KOMPAS.com – Sebentar lagi, kita akan memasuki periode mudik, di mana jutaan orang melakukan perjalanan panjang menempuh jarak jauh untuk berkunjung ke kampung halaman tempat sanak saudara berasal.
Dalam praktik mudik, seringkali kita membawa banyak sekali barang bawaan, mulai dari pakaian, cinderamata, juga makanan khas dan oleh-oleh lain untuk dibagikan pada kerabat. Hal ini tentunya membutuhkan banyak ruang serta alat yang digunakan untuk mengangkutnya.
Namun, hal ini tidak melulu harus terjadi. Terdapat cara untuk mudik yang lebih bertanggung jawab serta memperhatikan aspek lingkungan sehingga kita dapat mengurangi dampak buruk pada lingkungan.
Jadi, apa saja hal yang harus diperhatikan untuk mencapai mudik ramah lingkungan ini?
Kurangi barang bawaan
Saat mudik atau melakukan perjalanan jauh lainnya, kita seringkali tidak sadar akan kapasitas tas atau koper kita, dan timbul perasaan ingin membawa barang sebanyak mungkin. Padahal, barang yang kita bawa belum tentu sempat digunakan saat mencapai lokasi tujuan.
Untuk itu, rencanakan jadwal aktivitas yang akan dilakukan di tempat tujuan, dan perhitungkan daftar prioritas barang yang akan anda bawa. Hal ini juga dapat menghemat ruang dalam koper atau tas yang kita gunakan.
Gunakan kantong ramah lingkungan, kurangi plastik
Untuk membawa barang-barang kecil, dapat digunakan kantong yang ramah lingkungan dan kurangi penggunaan kantung plastik.
“Gunakan tas kain yang bisa dilipat, kontainer, atau koper kecil yang bisa digunaan kembali untuk membawa oleh-oleh dari kampung. Kardus tetap bisa digunakan dan lebih baik lagi jika bisa dipakai ulang. Tidak sekali pakai,” ujar Dewi Satriani, Manajer Kampanye WWF Indonesia, saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (24/5/2019).
Dewi juga menghimbau untuk sebisa mungkin mengurangi penggunaan plastik.
“Bawa botol minum dan tempat makan sendiri untuk menampung air minum dan cemilan. Sedapat mungkin mengurangi jajanan yang menggunakan banyak kemasan. Hindari pemakaian sedotan plastik, gunakan sedotan bambu atau stainless steel yang bisa dipakai ulang,” tambahnya.
Pilihan moda kendaraan
Setiap alat transportasi memiliki tingkat emisi karbonnya masing-masing. Kita dapat memilih angkutan yang memiliki emisi paling kecil di antaranya.
“Gunakan transportasi massal seperti kereta atau bis, atau terapkan car pooling (semobil beramai-ramai) untuk mengurangi emisi karbon. Jangan lupa mengecek kesehatan kendaraan,” papar Dewi.
Jajanan yang dikonsumsi
Saat mudik, kita umumnya tertarik untuk membawa berbagai macam cemilan sebagai bekal perjalanan. Hal ini tampaknya perlu kita perhatikan dan pertimbangkan ulang.
”Konsumsi jajanan tidak berlebihan untuk mengurangi limbah makanan. Prioritaskan konsumsi bahan makanan yang berasal dari sumber lokal dan alami,” tutupnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Muharram Atha Rasyadi, Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia.
“Jangan sampai kita menambah masalah sampah sepanjang perjalanan atau pun di tempat tujuan. Sebagai tambahan, dapat juga menjaga tingkat konsumsi selama mudik agar dapat mengendalikan produksi sampah yang dihasilkan, karena perlu diingat bahwa kita masih dalam masa Ramadhan dimana kita harus lebih mengendalikan diri,” tutur Atha.
https://sains.kompas.com/read/2019/05/24/200700623/4-tips-pakar-agar-mudik-sustainable-dan-ramah-lingkungan