Riset yang dilakukan Alba Motes-Rodrgo dari Universitas Oslo menunjukkan, simpanse liar dan monyet capuchin berjanggut dapat menggunakan alat tertentu untuk menggali makanan yang terkubur di tanah, misalnya umbi-umbian.
Keterampilan ini diyakini Alba dan tim juga dilakukan manusia purba dan kerabat hominin kita di masa lalu.
Dalam risetnya, Alba dan tim mengamati perilaku 10 simpanse di penangkaran. Sebelum riset dilakukan, tak ada satu pun simpanse yang menggunakan alat untuk menggali makanan.
Pada percobaan pertama, ahli meletakkan buah-buahan ke dalam lima lubang kecil di dalam kandang simpanse di kebun binatang Kristiansand, Norwegia.
Awalnya, lubang-lubang itu dibiarkan terbuka sehingga simpanse dapat melihat bahwa di dalam lubang ada makanan.
Setelah simpanse cukup paham, lubang-lubang itu ditutup dengan tanah. Para ahli sengaja meninggalkan "alat gali" terbuat dari cabang kayu.
Setelah diamati, tim menemukan para simpanse mulai menggunakan alat untuk menggali makanan di dalam tanah. Mereka memeriksa tanah, menumbuk tanah, mulai menyekop, dan memperbesar lubang.
Ahli menemukan, sembilan dari 10 simpanse berhasil menemukan buah yang terkubur di dalam tanah dan delapan di antaranya menggunakan alat untuk menggali.
Meski simpanse bisa menggunakan alat untuk menggali, rupanya menggali dengan tangan masih menjadi metode favorit bagi simpanse.
Selain menemukan bahwa simpanse bisa memanfaatkan alat untuk menggali, tim Alba juga menemukan bahwa simpanse cenderung memilih tongkat kayu yang lebih panjang.
Merujuk pemberitaan IFL Science, Jumat (17/5/2019), para ahli menyimpulkan bahwa apa yang dilakukan simpanse mencerminkan perilaku nenek moyang hominin kita belajar menggunakan alat untuk menggali tanah.
Selain melaporkan simpanse bisa menggunakan alat untuk menggali, para ahli juga melaporkan simpanse membagi buah hasil galian dengan kelompok mereka.
https://sains.kompas.com/read/2019/05/20/170000123/ahli-percaya-cara-simpanse-belajar-menggali-tanah-mirip-manusia-purba