KOMPAS.com – Jika Anda merasa mengantuk saat tengah hari, terutama setelah jam makan siang ataupun di sela-sela pekerjaan, jangan merasa bersalah dulu. Pasalnya, mungkin itu karena kita kekurangan gen yang ada pada lalat buah.
Melalui studi yang dipublikasikan di jurnal Current Biology, peneliti dari Rutgers University berhasil mengidetifikasi gen yang menekan perilaku tidur siang pada lalat buah.
Temuan ini dapat menjadi petunjuk mengenai mekanisme biologis yang berlaku pada beragam makhluk hidup lainnya, termasuk manusia, terutama terkait pengaturan aktivitas harian tubuh.
Seperti diketahui, sebagian besar hewan melakukan tidur siang atau siesta ketika suhu tinggi pada siang hari. Perilaku ini diduga merupakan adaptasi sebagai perlindungan terhadap paparan panas tinggi.
Pada manusia, tidur siang singkat dapat membantu memperkuat memori dan kemampuan belajar, namun durasi tidur siang yang panjang malah justru memiliki hubungan dengan risiko diabetes, Parkinson, dan beragam penyakit lain.
Nah, gen pada lalat buah yang baru ditemukan akan teraktivasi saat suhu lingkungan relatif dingin, sehingga mencegah lalat untuk melakukan tidur siang panjang. Waktu aktif ini dapat dipergunakan lalat untuk mencari makanan atau pasangan.
Para peneliti dari Rutgers Center for Advanced Biotechnology and Medicine yang menemukan gen ini memberinya nama gen “daywake”.
“Gen ini berkontribusi terhadap fleksibilitas perilaku, atau kemampuan untuk terhindar dari panas matahari saat cuaca panas tapi kembali melanjutkan aktivitas saat cuaca sejuk,” kata Isaac Edery, peneliti yang terlibat dalam studi ini seperti yang dilansir dari Phys.org, Kamis (9/5/2019).
"Hal ini mungkin membantu lalat untuk menjelajahi area yang luas, keluar dari lokasi leluhurnya di Khatulistiwa Afrika untuk mengolonisai daerah temperata di seantero Bumi," imbuhnya lagi.
Gen daywake memiliki lokasi yang bersebelahan dengan gen “period” yang sebelumnya telah ditemukan pula pada lalat buah. Gen period berperan dalam regulasi ritme sirkadian (jam biologis) lalat dan mengatur siklus tidur-bangun.
Para peneliti menemukan bahwa aktivitas gen daywake meningkat karena dipengaruhi oleh beberapa bagian gen period, dan proses ini berlangsung efisien terutama pada suhu rendah.
Temuan juga mengungkap bahwa proses yang diatur gen daywake tidak mempengaruhi waktu tidur lalat saat malam hari.
“Meski gen daywake ini tidak ditemukan pada manusia, namun temuan ini memperkuat dugaan bahwa waktu tidur malam dan tidur siang sebenarnya diatur oleh mekanisme yang berbeda, serta memiliki pengaruhnya masing-masing terhadap kesehatan dan kesintasan”, jelas Edery.
Lewat temuan ini, Edery berharap dapat menemukan petunjuk terkait gen yang bertanggung jawab mengatur mekanisme tidur siang dan malam pada hewan lain, termasuk manusia, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
https://sains.kompas.com/read/2019/05/12/150500523/gen-untuk-tidur-siang-memang-ada-para-peneliti-membuktikannya