KOMPAS.com - Pernahkah Anda melihat seruan di toilet agar tidak membuang benda-benda tertentu pada kloset? Ya, seruan semacam ini memang mudah kita temui di toilet Indonesia.
Seruan ini ternyata bukan isapan jempol belaka. Salah satu benda yang paling sering dibuang ke kloset adalah tisu basah.
Tisu basah sendiri mirip dengan plastik yang tidak mudah terurai karena bahan-bahan penyusunnya. Hal ini sering kali membuat sumbatan di lubang kloset.
Ini bukan isapan jempol belaka. Sebuah perusahaan air di Inggris membuktikannya.
Dilansir dari Intisari.grid.id, perusahaan air menghabiskan sekitar 88 juta poundsterling (atau sekitar Rp1,4 triliun) dalam setahun untuk membersihkan 360.000 penyumbatan yang mendorong terbentuknya suatu tumpukan seperti lemak yang kerap disebut "fatbergs" atau "poobergs". Setengah dari penyumbatan itu disebabkan oleh tisu basah tadi.
Pada Februari 2016, sebuah fatberg besar disebabkan oleh tisu bayi, popok serta lemak minyak bekas memasak, ditemukan 'bersembunyi' di bawah jalan-jalan Oxford, Inggris, yang akhirnya menyebabkan banjir di perumahan.
Bulan Juni di tahun yang sama, pekerja selokan terpaksa untuk mengangkut sebuah fatberg berbau tengik sebesar van transit di South Hykeham, Lincs.
Melihat hal ini, perusahaan air menyerukan label baru pada tisu basah karena sudah sering menimbulkan kasus kekacauan lingkungan. Para ahli mengatakan, konsumen sedang disesatkan oleh kemasan pada tisu karena mereka tidak tahu dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh tisu basah.
Perusahaan air Inggris sekarang telah mengeluarkan saran tentang apa saja produk rumah tangga yang dapat dan tidak dapat dibuang ke toilet.
Mereka juga mendesak perusahaan untuk menandai dengan jelas tisu dan produk kebersihan pribadi dengan "Jangan Dibuang ke Toilet".
https://sains.kompas.com/read/2019/05/03/190100923/jangan-buang-tisu-basah-ke-toilet-dampaknya-bak-timbunan-lemak