Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suka Minum Susu Sapi Mentah? Kenali Dulu Kandungan di Dalamnya

Ada klaim yang menyatakan bahwa susu sapi mentah mengandung lebih banyak nutrisi dibandingkan susu hasil pasteurisasi. Padahal, proses pemerahan susu sapi tidak sepenuhnya aman dari kontaminasi bakteri dan kotoran.

Lantas, bolehkah minum susu sapi mentah?

Susu sapi mentah merujuk kepada susu yang baru saja diperah dan belum melalui proses apa pun, alias masih murni. Pada dasarnya, susu sapi yang belum diperah bersifat steril dari bakteri maupun kotoran.

Namun, proses pemerahan memungkinkan susu terkontaminasi dengan bakteri dari kulit dan feses sapi, peralatan perah, tangan pemerah, serta tempat penyimpanan susu.

Susu murni tinggi akan kandungan nutrisi dan air serta memiliki tingkat keasaman yang netral. Kedua kondisi itulah yang membuat susu sapi mentah menjadi tempat yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak.

Bakteri berbahaya yang terdapat dalam susu sapi mentah di antaranya Salmonella, E.coli, Campylobacter, S. aureus, Yersinia enterocolitica, dan Listeria monocytogenes.

Bakteri-bakteri ini baru akan mati ketika susu dipanaskan dengan suhu tertentu. Metode paling umum yang digunakan untuk membunuh bakteri dalam susu mentah adalah pasteurisasi dan ultra-heat treatment (UHT).

Bahayanya minum susu mentah

Bakteri yang terdapat pada susu mentah dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Masalah yang paling umum adalah keracunan makanan. Gejala utamanya berupa mual dan muntah, diare, nyeri perut, demam, serta dehidrasi.

Sebagian besar orang yang mengalami keracunan makanan dapat pulih dengan cepat. Namun, keracunan makanan yang amat parah dapat mengakibatkan sindrom hemolitik uremik yang merusak ginjal, penyakit peradangan, hingga kematian.

Minum susu mentah lebih berisiko pada anak-anak, lansia, wanita hamil, dan orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.

Selain itu, susu sapi mentah juga mengandung bakteri Listeria yang dapat membahayakan kehamilan. Bakteri ini bisa menyebabkan penyakit pada janin, keguguran, hingga kematian bayi yang baru lahir.

Wanita hamil biasanya rentan mengalami gangguan kesehatan dan komplikasi akibat infeksi bakteri. Itu sebabnya wanita hamil tidak disarankan untuk minum susu sapi yang masih mentah.

Mitos seputar susu sapi yang perlu dipahami

Proses pasteurisasi bermanfaat untuk membunuh bakteri yang terdapat dalam susu mentah. Akan tetapi, banyak pula yang menganggap bahwa proses ini justru merusak kandungan nutrisi susu dan menyebabkan intoleransi laktosa.

Mengutip laman US Food & Drug Association, berikut adalah anggapan keliru yang perlu Anda pahami mengenai susu sapi:

1. Pasteurisasi memicu reaksi alergi dan intoleransi laktosa

Susu pasteurisasi dianggap sebagai penyebab reaksi alergi dan intoleransi laktosa. Ini merupakan anggapan yang salah.

Reaksi alergi dan intoleransi laktosa terjadi karena sistem pencernaan sensitif terhadap protein susu, bukan akibat pasteurisasi.

2. Proses pemanasan merusak kandungan nutrisi susu

Minum susu sapi mentah lebih baik karena katanya proses pasteurisasi dapat merusak kandungan protein, lemak, serta nutrisi lainnya pada susu sapi. Nyatanya, ini adalah anggapan yang juga keliru.

Panas dari pasteurisasi hanya membunuh bakteri berbahaya dan menguraikan enzim yang menyebabkan pembusukan. Kandungan nutrisi susu tidak terpengaruh secara signifkan.

3. Susu mentah mengandung antimikroba sehingga aman dikonsumsi

Susu mentah memang mengandung senyawa antimikroba. Namun, senyawa ini hanya dapat menghambat proses pembusukan, tidak membunuh bakteri berbahayanya.

Minum susu sapi memang menyehatkan, tapi alangkah baiknya jika Anda mengonsumsi susu sapi yang telah melewati proses pasteurisasi atau UHT, bukan yang mentah.

Kendati susu sapi mentah juga memiliki manfaat, namun risikonya terhadap kesehatan Anda jauh lebih besar

https://sains.kompas.com/read/2019/05/01/095136523/suka-minum-susu-sapi-mentah-kenali-dulu-kandungan-di-dalamnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke