Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Temukan Mikroba di Stasiun Luar Angkasa Internasional

KOMPAS.com - Beberapa waktu yang lalu, para ilmuwan menyebut telah menemukan mikroba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Kini sebuah penelitian lanjutan dilakukan untuk mengidentifikasi mikroba tersebut.

Tim kemudian menganalisis sampel yang dikumpulkan dari 8 lokasi di ISS selama tiga peluncuran dalam kurun waktu 14 bulan. Sampel didapat dari jendela, toilet, alat olahraga, meja makan, hingga tempat tidur para astronot.

Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar mikroba di ISS berkaitan dengan manusia.

Dari sampel tersebut, sebagian mikroba yang paling umum ditemukan adalah Staphylococcus (26 persen); Pantoea (23 persen), dan Bacillus (11 persen).

Mikroba-mikroba itu sangat akrab dengan Bumi. Bahkan, biasanya mereka menimbulkan risiko kesehatan di Bumi.

Misalnya saja, Staphylococcus aureus yang sering ditemukan di kulit dan di dalam hidung.

Karena orang-orang

Dalam laporan di jurnal Microbiome, para peneliti mengatakan bahwa bakteri tersebut umum ditemui di gym, kantor, atau rumah sakit. Ini berarti, mikroba di ISS muncul karena adanya para astronot.

"Mikroba spesifik berada di dalam ruangan di Bumi telah terbukti berdampak pada kesehatan manusia. Temuan ini bahkan lebih penting bagi para astronot selama penerbangan ke luar angkasa, karena saat itu mereka tidak memiliki akses medis seperti di Bumi," ungkap Kasthuri Venkateswaran, salah satu penulis penelitian ini dikutip dari Health24, Sabtu (27/04/2019).

Meski begitu, peneliti senior NASA itu menyarankan adanya studi lanjutan mengenai mikroba di ISS.

"Mengingat kemungkinan misi jangka panjang di masa depan, penting untuk mengidentifikasi jenis-jenis mikroorganisme yang dapat terakumulasi dalam lingkungan unik dan tertutup yang terkait dengan penerbangan antariksa, berapa lama mereka bertahan dan dampaknya terhadap kesehatan manusia dan infrastruktur pesawat ruang angkasa," jelas Venkateswaran.

Para ilmuwan juga mencatat bahwa beberapa mikroba juga menyebabkan penyakit di Bumi. Namun, apakah mikroorganisme tersebut ketika di ruang angkasa bisa membuat para astronot jatuh sakit masih belum diketahui.

"Ini akan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk status kesehatan masing-masing individu dan bagaimana organisme itu bekerja saat di lingkungan antariksa," ujar Aleksandra Checinska Sielaff, penulis pertama laporan tersebut.

"Terlepas dari itu, deteksi kemungkinan organisame penyebab penyakit menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memeriksa bagaimana mikroba ISS ini bekerja di ruang angkasa," sambungnya.

https://sains.kompas.com/read/2019/04/28/181308123/ilmuwan-temukan-mikroba-di-stasiun-luar-angkasa-internasional

Terkini Lainnya

Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Fenomena
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Fenomena
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Oh Begitu
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Fenomena
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Kita
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Oh Begitu
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Oh Begitu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Oh Begitu
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Oh Begitu
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Fenomena
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Fenomena
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Oh Begitu
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Kita
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Fenomena
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke