KOMPAS.com - Kemeriahan penayangan minggu pertama film Avenger: Endgame sangat terasa di Indonesia. Tak ingin menyianyiakan kesempatan, beberapa bioskop membuat penayangan hingga 24 jam.
Kemeriahan semacam ini tak hanya terlihat di Indonesia saja. Beberapa negara juga mengalami hal yang sama.
Hal ini menunjukkan bahwa superhero atau pahlawan super telah menjadi hal yang punya pengaruh besar bagi dunia.
Tapi, kapan ya, karakter superhero ini mulai muncul dan kemudian sangat diminati oleh dunia?
Karakter superhero mulai dikenal pada empat dekade pertama abad ke-20. Saat itu ada Zorro dalam novel maupun film, Doc Savage dan the Shadow yang tampil di majalah bubur kertas, the Green Hornet di radio, hingga the Phantom dalam komik.
Namun, pahlawan super yang melawan kejahatan di balik topeng pertama mulai muncul dalam buku komik adalah the Clock sekitar tahun 1936.
Masa Keemasan
Dua tahun kemudian, DC Comics menjadi penerbit pertama yang memperkenalkan superhero berkostum. Tentu Anda sudah bisa menebak siapa superhero tersebut, bukan?
Ya, pada 1938, DC mengambil risiko besar menerbitkan karakter yang belum pernah ada, Superman. Kabar baiknya, komik-komik Superman justru mendapat tanggapan positif dari pembaca.
Saat itu, Superman tidak dilabeli sebagai komik bergenre superhero melainkan action.
Padahal jika kita lihat, Superman adalah tokoh sempurna yang mempersonifikasi istilah pahlawan super yang dikenal saat ini dengan karakter heroik dengan misi altruistik (hanya mempedulikan orang lain), punya kekuatan super, memakai kostum, serta punya alter-ego.
Kata superhero sebenarnya telah dikenal pada 1917. Tapi, kala itu, kata ini digunakan untuk merujuk figur publik yang punya talenta atau prestasi besar.
Terinspirasi dengan kesuksesan Superman, DC kemudian memperkenalkan karakter Crimson Avenger, the Sandman, dan Batman pada komik-komik berbeda.
Tergiur dengan hasil dari penjualan komik superhero tersebut, akuntan DC bernama Victor Fox kemudian mendirikan penerbitannya sendiri. Dia kemudian merilis karakter manusia super yang berani, yaitu Wonder Man.
Namun, karakter itu sangat mirip dengan Superman milik DC hingga akhirnya Fox digugat.
Selain Fox, beberapa pengusaha lain juga melihat kesuksesan Superman. Dari sinilah superhero bermunculan secara instan.
Dengan dua perusahaan besar itu, banyak karakter superhero yang muncul. Selain itu, komik menjadi sangat diminati.
Pada 1940 hingga 1941, kemunculan superhero bak kacang goreng. DC saja mengeluarkan karakter the Flash, Hawkman, Spectre, Hourman, Dr Fate, Green Lantern, Atom, hingga Aquaman.
Begitu pula Timely Comics, mengeluarkan beberapa karakter superhero baru mereka. Uniknya, para pahlawan super ini memiliki identitas rahasia, yaitu mendapatkan kekuatan supernya melalui kejadian aneh yang sering kali ilmiah.
Untuk menutupi kekuatan mereka, para pahlawan itu menggunakan topeng ketika melawan kejahatan. Selain itu, mereka juga memiliki alter-ego yang sering kali berbeda 180 derajat dari karakter pahlawan mereka.
Lagi-lagi kesuksesan para superhero ini dilirik oleh banyak orang. Pada akhirnya, karakter-karakter itu digunakan sebagai pembawa pesan patriotisme Amerika Serikat.
Superman misalnya, dia mengenakan seragam biru-merahnya yang merujuk pada bendera AS. Namun, superhero patriotik paling terkenal adalah Captain America yang tayang perdana sekitar Maret 1941.
Para superhero ini benar-benar menjadi pahlawan bagi penerbitannya. Semenjak kemunculan mereka, industri komik berkembang dengan pesat.
Sempat Dilarang
Selalu ada pro dan kontra terhadap sesuatu, tak terkecuali komik superhero ini. Pada 1950-an, psikolog bernama Frederic Wertham menuduh komik pahhlawan super menyebabkan kenakalan remaja dan kerusakan moral.
Sebagai tanggapan, Komite Kehakiman Senat membentuk Sub-komite untuk Menyelidiki Kenakalan Remaja di Amerika Serikat, yang mengadakan dengar pendapat yang dipublikasikan secara luas antara bulan April hingga Juni 1954 untuk menyelidiki validitas klaim Wertham.
Hasilnya adalah penyensoran terhadap gambar seks, kejahatan, horor, dan kekerasan dalam komik pahlawan super.
Tapi penyensoran sepertinya tidak memuaskan para orangtua pada masa tersebut. Banyak orangtua melarang anaknya membaca komik superhero.
Akibatnya, penjualan komik DC maupun Timely terus merosot.
Pada pertengahan 1950-an, industri komik makin terancam. Pahlawan super mulai dianggap ketinggalan jaman.
Agar dapat bertahan, beberapa penerbit membuat genre baru yaitu fiksi ilmiah. Sayangnya, genre ini tidak serta merta bisa mendongkrak penjualan mereka.
Sekitar 1956, DC kembali "berjudi" dengan mengeluarkan kembali the Flash dengan berbagai perbaikan seperti kostum sporty.
Beruntung, the Flash menuai kesuksesan kala itu. Ini menjadi tonggak awal kembalinya superhero diminati.
Selanjutnya, beberapa karakter pahlawan super kembali ke pasaran seperti Green Lantern dan Batman.
Tapi bukan hanya DC yang mendapat keberhasilan dengan the Flash. Menggambarkan ulang karakter pahlawan super juga berkontribusi secara tidak langsung pada Marvel Age.
Dengan keberhasilan Justice League pada 1961, Stan Lee dari Marvel Comics diminta untuk membuat grup superhero yang bisa menandingi. Hasilnya, Stan Lee menciptakan Fantastic Four.
Tahun-tahun selanjutnya, Lee menciptakan Incredible Hulk, Thor, Doctor Strange, hingga X-Men. Karakter-karakter ini membawa Marvel ke puncak kejayaan mereka dan mengubah seluruh industri dan mengancam DC.
Dengan keberhasilan Marvel di puncak industri komik pada 1960-an, direktur editorial DC bertekad mendapatkan kembali pangsa pasar. Dia kemudian melakukan sebuah inovasi besar, yaitu membuat superhero relevan dengan dunia nyata secara sosial.
Hal yang sama kemudian diikuti oleh Marvel. Ini kemudian membuat superhero sangat dekat dengan masyarakat Amerika, dan kemudian dengan dunia.
Revolusi Digital
Selanjutnya, karakter-karakter pahlawan super ini mulai diangkat ke layar kaca. Salah satu serial yang menghasilkan kesuksesan besar adalah Superman: The Movie pada 1978.
Meski penjualan komik terus menurun, tapi penghasilan yang didapatkan dari karakter superhero ini seolah tak pernah putus.
Pada medio 1970-an, karakter superhero tambah berkembang. Kali ini pahlawan super tidak berasal dari kulit putih Amerika saja, tapi berbagai etnis.
Pertengahan 1970-an, komik pahlawan superhero menjadi multikultural sepenuhnya.
Pada 1989, terjadi revolusi digital untuk para pahlawan super. Mereka mulai hidup melalui film, tidak hanya komik.
Ini dimulai dengan film blockbuster superhero pertama yang disutradarai Tim Burton, Batman pada 1989.
Perubahan terbesar genre superhero di abad ke-21 adalah penaklukan terhadap film dan televisi. Tapi, di saat bersamaan penggemar terbagi menjadi dua, DV versus Marvel.
Hingga kini, sudah puluhan film superhero yang diproduksi. Uniknya, kebanyakan film itu selalu ditunggu para penggemar.
https://sains.kompas.com/read/2019/04/26/235948123/penemuan-yang-mengubah-dunia-superhero-dari-dc-hingga-marvel