Dikenal pula dengan sebutan Rafetus swinhoei, kura-kura betina itu mati di Kebun binatang Suzhou di China Selatan di usia 90 tahun.
Para ahli telah mencoba membuahi kura-kura itu secara artifisial untuk kelima kalinya sampai sebelum dia mati.
Spesies ini terancam punah karena perburuan, penangkapan ikan yang berlebihan, serta perusakan habitatnya.
Seekor kura-kura jantan yang masih hidup tinggal di kebun binatang China, sementara dua kura-kura lainnya hidup di alam liar di Vietnam.
Sifat kura-kura yang sulit dipahami ini membuatnya sulit untuk diidentifikasi jenis kelaminnya.
Staf lokal dan para ahli internasional telah berupaya untuk membuahi kura-kura betina ini 24 jam sebelum dia mati.
Mereka mengatakan tidak ada komplikasi akibat operasi dan kura-kura itu didiagnosa dalam keadaan sehat, tetapi kondisinya memburuk pada hari berikutnya.
Penyebab kematiannya sedang diselidiki dan jaringan ovariumnya dikumpulkan untuk penelitian di masa depan.
https://sains.kompas.com/read/2019/04/16/104239923/mendadak-mati-kura-kura-paling-langka-di-dunia-tinggal-3-ekor