Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Hasil Studi Astronot Kembar Bakal Ubah Pakem Perjalanan Antariksa?

Petualangan Scott ke antariksa menjadi kesempatan unik bagi para ilmuwan untuk meneliti apakah luar angkasa dapat mengubah tubuh seseorang, terutama karena efek dari terpaan gaya berat mikro dan radiasi pengion.

Pemeriksaan pada Scott kemudian dibandingkan dengan kembarannya Kelly sebagai variabel kontrol yang tetap tinggal di Bumi.

Setelah dilakukan sejumlah riset, ilmuwan menemukan analisis multiomik komprehensif dan terintegrasi pertama tentang efek perjalanan luar angkasa jangka panjang bagi tubuh manusia.

"Tim ini melakukan penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya terkait seluruh aspek biologi manusia, mulai dari analisis molekuler sel dan mikrobioma hingga fisiologi dan kognisi manusia," ujar Craig Kundrot ilmuwan NASA Space Life and Physical Science Research and Application Division melansir Science Alert, Kamis (11/4/2019).

"Riset tentang kembar bisa disebut pelopor bagi NASA untuk mengembangkan kebijakan penelitian yang cocok. Makalah ini adalah laporan pertama dari studi terintegrasi yang dimulai lima tahun lalu saat para pakar pertama kali membahasnya," sambung Kundrot.

Studi kembar yang dilakukan NASA ini melibatkan 10 ilmuwan dari seluruh dunia.

Dalam makalah yang akhirnya terbit di jurnal Science, para ahli membandingan perubahan pada tubuh Scott dengan Mark.

Hasil awal mengungkap bahwa tekanan minim oksigen, meningkatnya peradangan dan perubahan nutrisi di luar angkasa membuat 7 persen gen Scott berubah, terutama yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh.

Bola mata Scott lebih rata dan saraf retinanya menjadi lebih tebal. Kemudian sama seperti astronot lain, kepadatan tulang juga berkurang.

Tim ahli juga menemukan bahwa perjalanan luar angkasa menyebabkan pergeseran dalam rasio bakteri dalam mikrobioma usus, meski keanekaragaman bakteri mikrobiom tidak berubah.

Hal ini mungkin dapat menjadi landasan bagi ahli merancang enzim pra, pro, dan postbiotik untuk misi ke Mars agar mikrobioma tetap sehat.

Kemudian ahli menemukan bahwa vaksin flu tetap berfungsi dengan baik ketika Scott berada di ISS, ini adalah kabar baik.

Selain itu, karena Scott melakukan pola makan dan olahraga selama menjalankan misi ke angkasa, bobot tubuhnya berkurang.

Paling menarik adalah telomer dalam sel darah putih Scott menjadi lebih panjang. Telomer adalah tutup pelindung di ujung kromosom, biasanya ia semakin pendek seiring waktu karena proses pembelahan sel sampai tidak bisa membelah lagi.

Memang beberapa telomer Scott memendek, tapi beberapa tumbuh jauh lebih panjang.

Beruntung, perubahan ini bersifat sementara. Namun bila nanti ada misi ke Mars dan memerlukan waktu lebih lama, besar kemungkinan efeknya meningkat.

"Namun ada perubahan yang tetap terjadi hingga saat ini, misalnya ekspresi gen secara umum dan perubahan mikrobioma tidak normal lagi setelah enam bulan kembali ke Bumi. Ekspresi beberapa gen masih terganggu," tulis para ahli dalam laporan mereka.

"Kumpulan data multiomik, molekuler, fisiologis, dan perilaku membantu pemetaan tentang risiko kesehatan terkait perjalanan luar angkasa," imbuh mereka.

https://sains.kompas.com/read/2019/04/12/140139123/apa-hasil-studi-astronot-kembar-bakal-ubah-pakem-perjalanan-antariksa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke