Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Lubang Hitam, dari Gagasan hingga Wujudnya Kelihatan

KOMPAS.com - Berbagai pemberitaan dihiasi tentang foto pertama lubang hitam yang berhasil dibuat oleh para ilmuwan dunia. Namun jauh sebelum foto ini dibuat, lubang hitam atau black hole telah mengalami sejarah panjang.

Banyak ilmuwan yang memikirkan keberadaan benda langit ini hingga beberapa berhasil mengamati sekaligus membuktikan adanya lubang hitam.

Bahkan setelah melalui beberapa pengamatan dan pengamatan, lubang hitam tetap menjadi misteri bagi banyak ilmuwan. Hingga akhirnya baru-baru ini, foto pertama lubeng hitam dipublikasikan pada khalayak.

Jika menarik waktu mundur ke belakang, beginilah perjalanan pemikiran lubang hitam.

Petunjuk Pertama

Gagasan pertama tentang lubang hitam dibuat oleh ilmuwan Inggris John Michell sekitar tahun 1783. Michell menjelaskan bahwa cahaya tidak bisa lepas dari benda yang memberinya ukuran yang sangat besar.

Karena cahaya tidak bisa lepas dari bintang, maka bintang itu tidak akan terlihat oleh semua pengamat dari luar. Michell menyebutnya sebagai "bintang gelap".

Teori Relativitas

Berbicara tentang lubang hitam tentu tak lepas dari teori relativitas milik Albert Einstein. Ketika memperkenalkan teori tersebut, Einstein mendeskripsikan bahwa ada kelengkungan ruang dan waktu, memproduksi gravitasi.

Teori ini belakangan mengarah pada benda yang bisa membungkuswilayah ruang angkasa secara tak terbatas, berhimpitan dengan garis tepi yang disebut dengan horizon, dari sesuatu yang tidak bisa dilepaskan, yang kita sebut lubang hitam.

Radius Schwarzschild

Meski telah memperkirakan adanya lubang hitam, Einstein bukanlah yang menemukan benda langit ini.

Karl Schwarzschild-lah yang pertama kali menggunakan persamaan revolusioner milik Einstien dan menunjukkan bahwa lubang hitam sungguh-sungguh ada.

Dari Karl, dikenal radius Schwarzschild, sebuah pengukuran untuk menunjukkan seberapa benda harus termampatkan untuk menjadi lubang hitam.

Kematian Bintang

Tahun 1939, J Robert Oppenheimer dan Hartland Snyder mendeskripsikan apa yang kini kita sebut sebagai lubang hitam berasal dari bintang raksasa yang mati lalu terisap oleh gravitasinya sendiri.

Cahaya dari bintang tersebut menjadi kian redup seiring dengan kematian dari benda langit tersebut.

Hubungan Quasar

Astronom bernama Maarten Schmidt pada 1963 secara tak sengaja menemukan quasar pertama. Dia menyadari ada yang tak biasa dari sebuah bintang karena pendar cahayanya sangat terang meski sangat jauh.

Para ilmuwan kini tahu bahwa cahaya sangat terang dari quasar itu diproduksi dari sebuah piringan gas raksasa yang berputar di sekitar lubang hitam yang sangat besar.

Nama Lubang Hitam

Meski digagas sejak 2,5 abad lalu, nama lubang hitam atau black hole baru saja tercetus pada tahun 1964. Pencetusnya adalah ahli fisika John Wheeler.

Teori Hawking

Sekitar 1970, Stephen Hawking mendefinisikan teori lubang hitam modern. Dia menggambarkan nasib akhir dari sebuah lubang hitam.

Pada tahun yang sama, Cygnus X - 1 menjadi kandidat lubang hitam pertama yang ditemukan para astronom. Lubang hitam ini memancarkan sinar-x dan memiliki pendamping yang lebih kecil dari Bumi tetapi dengan massa lebih besar dari bintang neutron.

Tahun 1974, Hawking menyimpulkan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya gelap. Sebaliknya, lubang hitam memancarkan pertikel-pertikel yang redup.

Pendapatnya ini dikenal dengan radiasi Hawking. Sebagai hasilnya, lubang hitam akan menguap perlahan hingga akhirnya meledak.

Mencoba Memotret Lubang Hitam

The Event Horizon Telescope berhasil mengabadikan gambar lubang hitam pertama di dunia. Data diambil sejak 2017, dan baru aja foto lubang hitam tersebut dibagikan pada masyarakat luas.

Butuh waktu 2 tahun untuk membuat foto tersebut dari data yang diperoleh teleskop tersebut.

https://sains.kompas.com/read/2019/04/11/190100023/sejarah-lubang-hitam-dari-gagasan-hingga-wujudnya-kelihatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke