KOMPAS.com - Baru-baru ini, misi Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik Badan Antariksa AS (NASA) menemukan sebuah planet seukuran Saturnus. Namun, misi itu tidak bekerja sendirian.
Satelit antariksa yang diprogram untuk menemukan exoplanet itu dibantu para astronom pemburu planet.
Sebagai informasi, para ahli asteroseismologi atau astronom yang mempelajari gelombang seismik pada bintang (yang muncul sebagai perubahan kecerahan) sering memberikan data penting untuk menemukan sifat planet yang baru ditemukan.
Kali ini, para astronom tersebut membantu menemukan dan mengkarakterisasikan planet pertama yang diidentifikasi TESS.
Planet tersebut dinamai TOI 197.01. TOI sendiri adalah kependekan dari TESS Object of Interest.
Temuan pertama TESS itu digambarkan sebagai "Saturnus panas" dalam laporan ilmiah yang baru diterbitkan di The Astronomical Journal. Julukan itu diberikan karena ukuran planet ini mirip dengan Saturnus dan sangat dekat dengan bintang inangnya.
Saturnus panas ini menyelesaikan orbitnya dalam 14 hari dan karenanya sangat panas.
Laporan tentang planet seukuran Saturnus ini ditulis oleh 141 astronom. Salah satunya adalah Steve Kawaler, profesor fisika dan astronomi.
"Ini adalah seember penuh air pertama dari selang data yang kami dapatkan dari TESS," ujar Kawaler dikutip dari Science Daily, Rabu (27/03/2019).
Untuk diketahui, TESS diluncurkan pada 18 April 2018 lalu. Ia merupakan kelanjutan misi Kepler milik NASA yang juga mencari planet di sekitar galaksi Bima Sakti.
Tak hanya menentukan ukuran dan karakteristik planet, para astronom juga berhasil mengkarakteristikan bintang induk TOI 197. Mereka menggunakan osilasi untuk menentukan bahwa usia bintang itu sekitar 5 miliar tahun dan sedikit lebih besar dan berat dibanding matahari kita.
Mereka juga menentukan bahwa planet TOI 197.01 adalah sebuah planet gas dengan jari-jari sekitar sembilan kali Bumi, membuatnya kira-kira seukuran Saturnus. Planet ini juga memiliki 1/13 kepadatan Bumi dan sekitar 60 kali massa Bumi.
"TOI 197 memberikan pandangan pertama pada potensi kuat TESS untuk mengkarakterisasi planet ekstrasurya mengunakan asteroseismologi," tulis para astronom dalam makalah mereka.
Kawaler berharap, banjir data dari TESS tersebut juga akan mengandung beberapa kejutan ilmiah.
"Hal yang menarik adalah bahwa TESS adalah satu-satunya teleskop antariksa untuk sementara waktu dan datanya sangat bagus sehingga kami berencana untuk mencoba melakukan sains yang tidak kami pikirkan," kata Kawaler.
"Mungkin kita juga bisa melihat bintang-bintang yang sangat redup - kurcaci putih - yang merupakan cinta pertama saya dan mewakili masa depan matahari dan tata surya kita," imbuhnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/03/30/180200223/misi-nasa-bantu-141-astronom-identifikasi-planet-berjuluk-saturnus-panas-