KOMPAS.com - Seorang perempuan asal Bangladesh mengalami kejadian tak terduga. Baru sebulan melahirkan bayi laki-lakinya secara prematur, perempuan tersebut kembali melahirkan bayi kembar.
Perempuan tersebut adalah Arifa Sultana berusia 20 tahun. Pada akhir Februari lalu, dia melahirkan bayi laki-lakinya delam kondisi prematur.
Namun, berselang 26 hari, Sultana harus kembali dilarikan ke rumah sakit setelah merasakan sakit hebat di perutnya.
Dokter yang menanganinya cukup terkejut mengetahui bahwa Sultana masih mengandung anak kembar. Tapi, anak kembar tersebut bukan berasal dari rahim yang sama dengan bayi yang lebih dulu lahir.
Ya, Sultana mempunyai dua rahim. Untuk menyelamatkan ibu dan kedua bayinya, para dokter kemudian melakukan operasi caesar darurat.
Rumah Sakit Berbeda
Sultana, yang merupakan warga desa, melahirkan bayi pertamanya di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Medis Khulna di distrik Khulna.
Berselang 26 hari, dia kembali mengeluhkan rasa sakit perut. Sultana kemudian dibawa ke Rumah Sakit Ad-Din di distrik Jessore pada 21 Maret dan ditangani oleh Dr Sheila Poddar, seorang ginekolog.
"Ketika pasien datang, kami melakukan ultrasonografi (USG) dan menemukan ada bayi kembar," ujar Dr Poddar dikutip dari BBC, Kamis (28/03/2019).
"Kami sangat kaget dan terkejut. Saya belum pernah mengamati sesuatu yang seperti ini sebelumnya," imbuhnya.
Sayangnya, masih belum jelas mengapa Sultana dan suaminya memilih dua rumah sakit berbeda untuk melahirkan bayinya.
Meski begitu, Dr Poddar menyebut bahwa pasiennya itu sangat miskin hingga belum pernah melakukan pemeriksaan USG sebelum melahirkan bayi pertamanya.
"Jadi dia tidak tahu sama sekali kalau dia punya dua bayi kembar, selain satu bayi pertama yang dia lahirkan," ujar Dr Poddar.
"Kami melakukan operasi caesar dan dia melahirkan bayi kembar, satu laki-laki dan satu perempuan," sambungnya.
Uterus Didelphys
Kondisi perempuan dengan dua rahim ini disebut dengan uterus didelphys. Dokter spesialis kandungan Singapura, Christopher Ng, menyebut bahwa bisa saja seorang ibu memiliki dua rahim sekaligus.
Dia menegaskan bahwa ini bukanlah sesuatu yang jarang terjadi.
"Jika Anda melakukan pemindaian (USG) sebelumnya, akan sangat jelas untuk melihat dua set rahim. Tapi jelas mereka berasal dari daerah pedesaan (dan mungkin sulit mendapatkan akses USG)," kata Dr Ng.
"(Kemungkinan besar) tiga sel telur berovulasi dan dibuahi pada periode waktu yang sama untuk periode subur yang menghasilkan tiga embrio," imbuhnya.
Rahim sendiri dimulai sebagai dua tabung kecil yang kemudian biasanya bergabung bersama membentuk satu organ besar. Jika tidak bergabung, maka kemungkinan akan menjadi dua rahim terpisah.
Kelainan seperti ini memiliki tingkat keparahan berbeda. Dalam beberapa kasus, uterus didelphys bisa menyebabkan masalah kesuburan.
Padahal, uterus didelphys sering tidak menimbulkan gejala sama sekali. Baru ketika pemindaian USG dilakukan kelainan ini ditemukan.
https://sains.kompas.com/read/2019/03/29/175039223/hanya-selang-26-hari-perempuan-bangladesh-melahirkan-2-kali