Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Leluhur Monyet Dunia Lama Berusia 22 Juta Tahun Ditemukan di Kenya

Tim kolaborasi dari Universitas Texas di Austen, Museum Nasional Kenya dan lembaga lainnya menemukan gigi berusia 22 juta tahun di tiga lokasi berbeda. Setelah analisis lebih lanjut, ahli sepakat menyebutnya sebagai spesies baru dengan nama Alophia metios.

Ini bukan hanya soal temuan langka, tapi juga bisa dijadikan pintu menilik asal mula dan evolusi Monyet Dunia Lama (Cercopithecoidea).

Untuk diketahui, Monyet Dunia Lama merupakan keluarga primata terbesar yang terdiri dari 138 spesies asli Afrika dan Asia termasuk babon dan Makaka (sejenis kera).

Arkeolog lain sebelumnya telah menemukan dua fosil gigi berusia 25 juta tahun dari Tanzania dan 19 juta tahun dari Uganda. Berkat temuan ini, setidaknya ahli dapat mengisi kekosongan enam juta tahun dalam catatan fosil Monyet Dunia Lama

"Untuk keluarga primata terbesar yang berkembang di Asia dan Afrika, sepertinya para ilmuwan sudah dapat memperkirakan bagaimana sejarah evolusi mereka," kata John Kappelman, salah satu penulis studi dilansir Newsweek, Senin (11/3/2019).

"Gigi yang ditemukan di Tanzania (berusia 25 juta tahun) adalah bukti paling awal keberadaan mereka, tapi selama enam juta tahun ada kekosongan sampai kita menemukan fosil lain di Uganda (berusia 19 juta tahun)," ungkap Kappelman.

"Temuan gigi yang paling baru ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk mengisi kekososngan itu dan mengungkap evolusi yang terjadi," papar dia.

Pada saat ini lokasi penemuan fosil berharga itu memang sangat gersang, tapi puluhan jutaan tahun lalu itu adalah wilayah hutan rimbun.

Selain menemukan gigi Monyet Dunia Lama, tim juga menemukan sisa tulang beberapa hewan seperti reptil dan gajah purba.

Gigi primata yang baru ditemukan ini lebih primitif dibanding spesimen Cercopithecoidea.

Secara khusus, A. metios tidak memiliki gigi molar yang dikenal sebagai bilophodonty. Namun semua monyet Dunia Lama dari zaman modern memilikinya.

"Gigi ini sangat primitif, tak heran ilmuwan lain sempat menyangkanya sebagai gigi babi. Namun berkat fitur gigi lain, kami dapat meyakinkan mereka (ilmuwan lain) bahwa ini memang gigi monyet," ujar Ellen Miller dari Wake Forest University, rekan studi lainnya.

Analisis gigi menunjukkan A. metios mengonsumsi makanan keras seperti buah, biji-bijian dan kacang-kacangan.

Namun para peneliti menyarankan, monyet Dunia Lama seiring waktu mengganti asupan makanannya menjadi lebih lunak seperti daun, yang bisa mendorong evolusi gigi molar bilophodonty.

Hal ini memungkinkan mereka memproses lebih banyak jenis makanan yang akhirnya berkontribusi pada kesuksesan spesies.

"Anda bisa menganggap gigi molarnya dapat mengolah makanan keras, termasuk mengiris, memotong, dan menghancurkan semua makanan," kata rekan penulis studi lain Mercedes Gutierrez dari Universitas Minnesota.

https://sains.kompas.com/read/2019/03/12/124335623/leluhur-monyet-dunia-lama-berusia-22-juta-tahun-ditemukan-di-kenya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke