KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan tugas dokter digantikan oleh robot? Hal ini bukan terjadi di masa depan, tapi beberapa hari yang lalu.
Tugas dokter yang seharusnya memberikan vonis pada pasien dan keluarganya justru digantikan robot.
Peristiwa "tak menyenangkan" itu dialami oleh sebuah keluarga di California. Bagi keluarga itu, sudah cukup berat mengetahui bahwa anggota mereka mengalami gagal paru-paru dan akan segera meninggal dunia.
Namun, yang lebih membuat keluarga itu merasa tidak dihargai dan marah bukan dokter yang menyampaikan berita duka itu, melainkan robot telepresence (dengan layar video).
Pasien tersebut adalah Ernest Quintana. Dia meninggal dua hari setelah tiba di rumah sakit.
Keberatan tentang yang dilakukan pihak rumah sakit diungkapkan oleh cucu perempuan Quintana, Annalisia Wilharm.
"(Awalnya) perawat datang dan berkata bahwa dokter akan memutar video dan saya pikir 'Ok, bukan masalah besar, saya di sini'," kata Wilharm dikutip dari saluran berita lokal KTVU, Jumat (08/03/2019).
Tak lama kemudian, sebuah robot tiba di kamar Quintana dan seorang dokter muncul di layar video. Wilharm mengambil ponsel untuk merekam apa yang disampaikan dokter.
Mulanya, Wilharm tidak berpikir bahwa dokter akan menyampaikan berita duka melalui cara itu. Dia hanya berpikir dokter akan menyampaikan hasil tes saja.
Wilharm mengatakan, berita memilukan lebih menyakitkan ketika disampaikan melalui mesin.
"Aku akan kehilangan kakekku. Kami tahu ini akan datang dan dia sangat sakit. Tapi kurasa tidak ada yang perlu menyampaikan berita dengan cara seperti itu. Seharusnya manusia yang masuk," ujarnya.
Keluarga Quintana menyayangkan peristiwa ini. Mereka berharap tidak ada keluarga lain yang mengalami hal serupa.
Di lain pihak, rumah sakit Kaiser Permanente yang bertanggung jawab atas insiden ini membuat pernyataan.
Sayangnya, menurut laporan Futurism, Sabtu (09/03/2019), mereka tidak bisa menjawab lebih lanjut tentang kapan dan dalam keadaan apa, dokter menggunakan robot telepresence itu.
"Staf layanan kesehatan kami menerima pelatihan ekstensif dalam penggunaan telemedicine, tetapi teknologi video tidak digunakan sebagai pengganti evaluasi dan percakapan langsung dengan pasien," bunyi pernyataan dari rumah sakit tersebut.
"Ini adalah keadaan yang sangat tidak biasa. Kami menyesal gagal memenuhi harapan pasien dan keluarga dalam situasi ini dan kami akan menggunakan ini sebagai kesempatan untuk meninjau praktik dan standar kami dengan tim perawatan," sambung mereka.
https://sains.kompas.com/read/2019/03/11/173500023/dokter-beritahu-pasiennya-segera-meninggal-lewat-robot