Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terungkap, Penyebab Beberapa Gunung Es di Antartika Berwarna Hijau

Setelah dilakukan penelitian mendalam, tim menyimpulkan penyebabnya adalah oksidasi besi dalam debu dari daratan Antartika.

Kesimpulan itu terbit dalam laporan yang dimuat di jurnal Geophysical Research: Oceans yang dikelola American Geophysical Union.

Laporan gunung es hijau di wilayah tersebut sebenarnya sudah ada sejak awal 1900-an, pertama kali dilaporkan para pelaut.

Warna gunung es yang berbeda awalnya dianggap sebagai sesuatu yang tidak murni, tapi para ahli percaya gunung yang berbeda warna memiliki peran tertentu.

Memang benar, zat besi dalam gletser tersebut membantu memberi makan organisme laut saat mereka keluar dari habitatnya.

"Ini seperti membawa paket ke kantor pos," ujar Stephen Warren, ahli glasiologi dari Universitas Washington dan penulis utama studi.

"Gunung es dapat mengirim zat besinya ke lautan, kemudian melebur bersama fitoplankton yang bisa digunakan sebagai nutrisi (untuk organisme laut)," imbuhnya.

Melansir USA Today, Selasa (5/3/2019), Warren mempelajari gunung es hijau sejak 1980-an.

Dia menganalisis sampel beberapa gunung es hijau, termasuk gunung es Amery di Antartika Timur yang ternyata terbentuk dari air laut yang membeku di bawah es.

Warren dapat menunjukkan bahwaimana oksidasi besi melebur dengan es laut melalui sesuatu yang disebutnya "tepung glasial", bubuk yang terbentuk ketika gletser menggiling batuan dasar.

Jika tepung glasial terperangkap di bawah lapisan es, maka ia akan bercampur dengan es laut dan menciptakan warna hijau.

"Gunung es biasanya berwarna biru, karena es menyerap lebih banyak cahaya merah daripada cahaya biru," kata para peneliti, yang ingin menyelidiki lebih banyak gunung es hijau untuk mempelajari kandungan besi mereka.

https://sains.kompas.com/read/2019/03/09/200300823/terungkap-penyebab-beberapa-gunung-es-di-antartika-berwarna-hijau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke