Ini adalah proyek kolaborasi antara NASA dan wahana antariksa Gaia milik Badan Antariksa Eropa (ESA) yang memonitor posisi dan gerakan bintang-bintang juga obyek angkasa lainnya.
Mereka menemukan, galaksi kita sekitar 1,5 triliun massa matahari.
Perkiraan sebelumnya menempatkan massa Bima Sakti berkisar antara 500 miliar sampai 3 triliun kali massa matahari.
Ketidakpastian itu terutama bersumber dari berbagai metode yang digunakan untuk mengukur materi gelap, yang tidak menyerap atau memantulkan cahaya apapun dan diperkirakan membentuk hampir 90 persen materi di semesta.
"Kami tidak bisa mendeteksi materi gelap secara langsung. Itulah yang menyebabkan massa Bima Sakti tidak pasti, mengingat kita tidak bisa mengukur secara akurat apa yang tidak nampak," ujar Laura Watkins dari European Southern Observatory yang berbasis di Jerman.
Melansi AFP, Jumat (8/3/2019), untuk menyiasati tantangan tersebut, tim mengukur kecepatan gugus bola atau pengelompokan padat bintang yang mengorbit galaksi pada jarak sangat jauh.
"Semakin besar sebuah galaksi, semakin cepat gugusannya bergerak karena gaya gravitasi," imbuh N. Wyn Evans dari Institut Astronomi Universitas Cambridge.
"Sebagian besar pengukuran sebelumnya telah menemukan kecepatan di mana sebuah klaster mendekati atau mundur dari Bumi, yaitu kecepatan di sepanjang garis pandang kita," imbuh Evans.
Sebagai gantinya, para ahli menggunakan data yang dikumpulkan wahana Gaia dan teleskop Hubble milik NASA untuk mengukur gerakan menyamping klaster.
Dari sini mereka dapat menghitung kecepatan total dan massa Bima Sakti.
Bima Sakti adalah galaksi yang berisi tata surya Bumi dan rumah bagi 400 miliar bintang dan kurang lebih 100 miliar planet.
https://sains.kompas.com/read/2019/03/08/170200423/misteri-bobot-galaksi-bima-sakti-akhirnya-terpecahkan